Jika Ragu Pakai BBM Pertamax, Ini Daftar Alternatif Penggantinya
Pemerintah juga diimbau untuk memberikan transparansi lebih lanjut mengenai kualitas dan keamanan BBM yang beredar di pasaran guna menghindari keresahan masyarakat.

OTORIDER - Masyarakat kini dihadapkan pada dilema dalam memilih bahan bakar minyak (BBM) setelah munculnya dugaan kasus korupsi terkait pengoplosan BBM jenis Pertalite (RON 90) menjadi Pertamax (RON 92). Kejaksaan Agung tengah melakukan penyelidikan atas kasus ini, yang menimbulkan kekhawatiran di kalangan pengguna kendaraan bermotor.
“Dalam pengadaan produk kilang oleh PT Pertamina Patra Niaga, Tersangka RS melakukan pembelian (pembayaran) untuk Ron 92 (Pertamax), padahal sebenarnya hanya membeli Ron 90 (Pertalite) atau lebih rendah kemudian dilakukan blending di Storage/Depo untuk menjadi Ron 92,” tulis keterangan Kejaksaan Agung dikutip Selasa, (25/2).
Terkait kasus tersebut, jika Anda merasa ragu untuk menggunakan Pertamax yang diproduksi oleh Pertamina, berikut adalah beberapa alternatif BBM yang bisa menjadi pilihan.
1. Shell - Shell Super (RON 92)
BBM ini diproduksi oleh Shell Indonesia dan memiliki kadar oktan yang setara dengan Pertamax, yakni RON 92. Selain itu, Shell Super diklaim mengandung formula yang dapat membantu menjaga kebersihan mesin kendaraan.
2. BP-AKR - BP 92
British Petroleum (BP) menawarkan BBM dengan nilai oktan 92 yang juga setara dengan Pertamax. BP 92 dilengkapi dengan teknologi Active Technology yang dapat membantu mengurangi gesekan pada mesin dan meningkatkan efisiensi bahan bakar.
3. Vivo Energy - Revvo 92
Revvo 92 merupakan produk BBM dari SPBU Vivo yang memiliki angka oktan 92. BBM ini menjadi alternatif bagi pengguna yang mencari bahan bakar berkualitas dengan harga yang kompetitif.
Dengan adanya berbagai alternatif ini, masyarakat memiliki lebih banyak pilihan dalam memilih BBM untuk kendaraan mereka. Meski demikian, pemerintah dan aparat penegak hukum diharapkan segera menuntaskan penyelidikan terkait dugaan pengoplosan BBM agar kepercayaan publik terhadap BBM nasional tetap terjaga. (*)