Sekilas Sejarah Suzuki Satria 2-Tak, Dari Lumba-Lumba hingga Satria Hiu
Motor ini langsung mencuri perhatian dengan mesin 120 cc 2-tak, rangka perimeter, serta suspensi monosok, fitur yang kala itu lebih identik dengan motor sport.

OTORIDER – Nama Suzuki Satria memiliki tempat tersendiri di hati para pecinta motor bebek sport di Indonesia. Dikenal sebagai motor bertenaga dan berkarakter kencang, perjalanan Satria bermesin 2-tak dimulai pada 1997, saat Suzuki Satria 120S pertama kali hadir di pasar Tanah Air.
Motor ini langsung mencuri perhatian dengan mesin 120 cc 2-tak, rangka perimeter, serta suspensi monosok, fitur yang kala itu lebih identik dengan motor sport. Penampilannya yang agresif dan performa tinggi membuat Satria 120S menjadi ikon baru di segmen bebek performa tinggi.
Satria 120R: Si Kencang dengan Enam Gigi
Dua tahun berselang, tepatnya pada 1999, Suzuki memperkenalkan Satria 120R. Versi ini tampil lebih bertenaga berkat penggunaan transmisi 6-percepatan dan kopling manual penuh, membuat pengalaman berkendara terasa lebih sporty.
Tenaga maksimum Satria 120R tercatat mencapai 13,5 dk pada 8.000 rpm untuk model RU120.

Desainnya pun semakin agresif, bahkan sempat hadir dengan livery MotoGP ala RGV500 Kenny Roberts Jr., yang membuatnya dijuluki “Satria Lumba-lumba” karena bentuk lampu depannya yang membulat menyerupai kepala lumba-lumba.
Satria Hiu: Tajam, Modern, dan Lebih Galak
Memasuki awal 2000-an, era mesin 2-tak mulai meredup. Namun Suzuki masih sempat menghadirkan penerusnya, yakni Satria 120R LSCM yang hadir sekitar 2003–2004.
Motor ini diimpor dari Malaysia dan lebih dikenal di kalangan penggemar sebagai “Satria Hiu”.

Julukan itu muncul karena desain lampu depannya yang tajam menyerupai sirip hiu. Dari sisi performa, Satria Hiu menawarkan tenaga lebih besar—sekitar 15 dk, berkat spesifikasi pengapian yang lebih tinggi dibandingkan generasi sebelumnya.
Sementara Satria Lumba-lumba memiliki bodi lebih membulat dan tenaga sedikit lebih kecil, sekitar 13 dk.
Akhir Era 2-Tak
Sayangnya, regulasi emisi yang semakin ketat membuat Suzuki harus mengakhiri produksi mesin 2-tak. Kehadiran Satria Hiu menjadi penutup babak pertama perjalanan panjang Suzuki Satria di Indonesia.

Meski kini sudah beralih ke teknologi 4-tak dengan model Satria FU150, nama “Satria” tetap melekat sebagai simbol motor bebek kencang yang lahir dari semangat balap.
Harga Menjadi Gelap
Karena tak lagi dijual, kini harga Suzuki Satra 120R terbilang gelap, bergantung pada kondisinya. Tak jarang banderolnya lebih dari Rp 10 juta. Namun hal ini tak menyurutkan peminatnya.

Seperti Indra dari Banyumas yang memiliki Satria 120R bermotif Kenny Roberts Jr. Dirinya membeli motor tersebut dalam kondisi siap pakai dengan harga Rp 10 juta. "Saya ingin nostalgia dengan motor yang jadi idaman jaman dulu," ucapnya. (*)
Enam Pabrikan Motor Ikuti Gelaran Baru WorldSportbike di Portugal
Berita Populer: Polytron Fox-350, BBM BP-AKR Langka, hingga Ekspor Suzuki Satria
Kiprah Ekspor Suzuki Dimulai 1993, Total 1,5 Juta Motor Tersebar ke Pasar Global 









