Tes Independen Bensin Pertamina, Benarkah Oktannya Sesuai?
Sampel diambil dari salah satu SPBU Pertamina di kawasan Rawamangun, Jakarta Timur. Pengujian dilakukan menggunakan alat Zeltex ZX-101XL.

OTORIDER - Di tengah kelangkaan pasokan bensin dari sejumlah SPBU swasta seperti Shell, BP, dan Vivo, masyarakat kini sepenuhnya bergantung pada bahan bakar produksi Pertamina.
Kondisi ini pun memunculkan pertanyaan di kalangan pengguna kendaraan mengenai kualitas BBM dari perusahaan pelat merah tersebut.
Menjawab hal itu, tim OTORIDER bersama Gazy Amin dari PT Catur Bangun Putra, perusahaan yang bergerak di bidang bahan bakar dan pengembangan energi alternatif melakukan pengujian langsung terhadap bensin Pertamina.
Sampel diambil dari salah satu SPBU Pertamina di kawasan Rawamangun, Jakarta Timur. Pengujian dilakukan menggunakan alat Zeltex ZX-101XL buatan Amerika Serikat yang telah memiliki standarisasi ASTM-Approved CFR Engines.
Menurut Gazy, alat ini bekerja berdasarkan panjang gelombang cairan dan merupakan salah satu perangkat uji standar yang juga digunakan oleh Pertamina.
“Alat ini memiliki standarisasi internasional dan sesuai untuk pengujian di lapangan. Zeltex juga termasuk alat yang digunakan dalam prosedur pengujian resmi di Pertamina,” jelas Gazy.
Hasilnya cukup mengejutkan. Pertalite yang berstandar RON 90 ternyata menunjukkan angka RON 92,1, atau lebih tinggi dari spesifikasi resmi. Sementara itu, Pertamax yang memiliki standar RON 92 menghasilkan angka RON 93,3.
Adapun Pertamax Turbo, yang diklaim berstandar RON 98, saat diuji menunjukkan hasil RON 97,3. Meski sedikit di bawah angka nominalnya, hasil tersebut masih tergolong dalam batas standar kualitas yang ditetapkan.
Berikut Hasil Uji RON BBM Pertamina:
- Pertalite: Standar RON 90 → Hasil uji: RON 92,1
- Pertamax: Standar RON 92 → Hasil uji: RON 93,3
- Pertamax Turbo: Standar RON 98 → Hasil uji: RON 97,3
Hasil ini menunjukkan bahwa kualitas bahan bakar Pertamina masih sangat baik dan konsisten, bahkan beberapa produknya memiliki nilai oktan lebih tinggi dari standar resmi. (*)










