Era Elektrifikasi Motor Listrik di Indonesia, Begini Strategi Planet Ban
Secara tidak langsung akan berdampak pada layanan aftersales seperti bengkel umum ataupun toko retail.
OTORIDER - Seiring berkembangnya pasar motor listrik, secara tidak langsung akan berdampak pada layanan aftersales seperti bengkel umum ataupun toko retail. Namun, Planet Ban yang membuka jasa untuk servis motor mengatakan era elektrifikasi memang merupakan suatu hal menarik dan masih dalam satu fase perubahan.
Planet Ban juga masih terus melakukan studi agar nanti bisa memberikan kontribusi pelayanan untuk konsumen pengguna motor listrik. "Sekarang ada banyak merek motor listrik dan setiap model perlu penanganan berbeda-beda. Bagian apa yang sering rusak dan sebagainya itu jadi problematika buat kami. Karena jenisnya banyak," kata Chief Operation Officer Planet Ban, Deden Hendra Shakti di Depok, Jawa Barat pada Selasa (5/3).
Ia menambahkan, walaupun berjualan ban untuk motor, namun ban motor listrik dikatakan memiliki ukuran yang cukup aneh. "Bisa saja kami sediakan ban khusus untuk motor tersebut, tapi tidak sesuai dengan skala bisnis karena pasarnya masih sedikit. Meskipun begitu, kami akan selalu mencoba melakukan studi dengan mempelajari hampir semua motor listrik yang sudah beredar," ujar Deden.
Terkait daya motor listrik yang memakai baterai, Planet Ban juga sudah digunakan sebagai outlet penukaran baterai atau Battery Swap Station (BSS) yang berkerjasama dengan Electrum. Saat ini sudah ada 300 titik swap baterai di Jabodetabek.
Tapi, kenapa Planet Ban tidak bikin SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum) atau Stasiun Penukaran Baterai Listrik Umum(SPBKLU) saja? Deden mengatakan pasar motor listrik belum terbentuk di Indonesia.
"Saat ini ada motor listrik model swap dan colok langsung ke arus listrik. Jika bangun banyak model swap, nanti SPKLU tidak berjalan. Tapi, kami masih terus mempelajari bagaimana era motor listrik ini," ujar Deden. (*)