Akibat Cedera, Marc Marquez Mengaku Sempat Ingin Pensiun
Musim ini menjadi tahun ke-10 bagi Marc Marquez berkiprah di MotoGP bersama tim yang Repsol Honda. Sejak debutnya di MotoGP pada 2013, Marquez telah enam kali menjadi juara dunia.
Musim ini menjadi tahun ke-10 bagi Marc Marquez berkiprah di MotoGP bersama tim Repsol Honda. Sejak debutnya di MotoGP pada 2013, Marquez telah enam kali menjadi juara dunia. Namun, cedera lengan dan mata yang dialami membuat dirinya sempat berpikir ingin pensiun.
Faktanya bekas cedera lengan kanan masih menyebabkan beberapa masalah saat balapan. Marquez mengaku cedera lengan memaksanya harus mengubah gaya balap. Cedera mata yang pernah dialami pun membuatnya takut jika kambuh lagi.
Baca Juga: Harga Terbaru Honda Supra GTR dan Yamaha MX King per Mei 2022
“Saya harus melatih riding saya dengan lengan yang tidak lagi sama, memaksa diri saya untuk menggunakan kaki saya lebih banyak untuk mengendalikan motor, dan saya tahu bahwa saya harus menghindari benturan baru di kepala untuk menghindari kemungkinan masalah penglihatan,” kata Marquez dikutip dari Tuttomotoriweb.
Namun, Marquez mengaku tidak akan mudah menyerah. Ia percaya bahwa kariernya belum tamat dan masih bisa memperjuangkan gelar juara dunia. Caranya dengan menerima segala risiko yang terjadi dan begitu sudah berada di atas jok, maka harus lupakan keraguan dan rasa takut. Meski demikian, Marquez pernah sempat mengalami momen putus asa - yang mana dirinya berpikir untuk pensiun - terutama setelah kecelakaan terakhir di GP Mandalika, Indonesia.
Baca Juga: Akselerasi Yamaha Fazzio dan Benelli Panarea, 0-80 Km/Jam Beda 2 Detik
"Ada saat-saat ketika saya berpikir untuk berhenti. Saya memikirkannya tahun lalu, ketika sulit bagi saya untuk kembali di musim semi, dan tahun ini setelah musim gugur di Mandalika yang membangunkan masalah penglihatan saya," ujarnya.
Masalahnya jika Marquez absen balapan lebih lama, maka akan mempersulit di masa depan. Sebagai juara, Marquez lebih memilih terus maju meski dalam kondisi kurang prima. "Memang benar secara fisik saya tidak lagi sama, tapi level saya masih bisa diterima. Yang lebih memotivasi saya adalah tantangan menemukan cara untuk melaju cepat. Bekerja dengan tim saya untuk menemukan solusi atas masalah saya di atas motor,” terangnya.