Ini Bedanya Mesin Screamer dan Big Bang di Motor MotoGP, Unggul Mana?
Sebelum adanya tipe mesin big bang di motor balap MotoGP menggunakan jenis mesin screamer.
Saat ini semua tim balap MotoGP sudah menyeragamkan mesin dengan jenis Big Bang. Sebelum adanya tipe mesin Big Bang, motor balap MotoGP menggunakan jenis mesin Screamer. Lantas, apa bedanya antara mesin Big Bang dan Screamer?
Era mesin Screamer digantikan oleh Big Bang karena Dorna sebagai penyelenggara mulai menerapkan satu ECU (Unit Kontrol Elektronik) untuk semua tim. Karakteristik ECU tunggal buatan Magnetti Marelli seakan sulit menyatu dengan mesin Screamer. Perlahan, mulai banyak tim beralih ke mesin Big Bang.
Baca Juga: Komentar Pembalap MotoGP Usai Jajal Teknologi Komunikasi di Helm
Sebenarnya, perbedaan bisa dilihat dari tipe waktu pengapian yang diterapkan pada mesin. Prinsip kerja pengapian atau pembakaran yang terjadi di mesin Screamer sangat rapat. Mesin 4-silinder ini tiap silindernya berputar setiap 180 derajat secara bergantian atau setiap setengah putaran menyala empat kali dalam siklus dua putaran.
Kalau mesin Big Bang, ledakan di ruang bakar terjadi ketika masing-masing dua silinder bekerja silih berganti. Meskipun, sama-sama menggunakan mesin 4-silinder tentu timing pengapiannya berbeda. Makanya, mesin Screamer mempunyai ciri khas suara yang tinggi, sedangkan Big Bang serak dan keras.
Baca Juga: Helm Aleix Espargaro Pakai Teknologi MIPS, Apa Itu?
Kedua jenis mesin ini memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Mesin Screamer memang lebih bertenaga, apalagi saat di trek lurus. Namun, akibat waktu pengapian yang rapat, motor menjadi lebih liar dan kerap menyebabkan ban belakang sliding.
Sedangkan mesin Big Bang punya sistem pengapian agak renggang, jadi kecepatan saat di trek lurus sedikit lebih lambat. Tapi, mesinnya lebih halus, sehingga memberikan daya cengkeram ban belakang yang lebih baik. Makanya, feeling pembalap ke motor akan lebih baik dan motor terasa lebih mudah dikendalikan, terutama di tikungan.
Sumber: Repsol