Masalah di Ban Belakang Akibatkan Aksi Brad Binder di GP Australia Tertahan
Phillip Island sangat berbahaya jika tunggangan kehilangan traksi roda, bahkan ketika hanya tersisa dua putaran akhir sebelum finish, sebaiknya berhenti.

OTORIDER – Pembalap KTM Factory Racing, Brad Binder, start dari posisi ke-16 lantas memacu motor secara impresif, namun terhenti karena keausan ban.
Sama seperti rekan satu timnya Pedro Acosta, Binder mampu mencatatkan waktu putaran yang kompetitif hingga sekitar sepuluh putaran tersisa, kemudian mengalami penurunan performa yang signifikan di akhir balapan.
Acosta dari posisi kedua menjadi posisi kelima, sedangkan Binder dapat mempertahankan di posisi kedelapan.
“Sejujurnya, kami tidak puas dengan balapan hari ini dan kami harus memahami mengapa performa kami menurun di paruh kedua,” kata manajer tim KTM, Aki Ajo, dilansir Crash.Net. “Umur ban ternyata sedikit lebih buruk dari yang kami perkirakan,” lanjutnya.
Namun, menurut Binder, ia telah menggunakan motornya dengan menjaga agar kondisi ban belakang medium yang digunakannya bisa bertahan lama.
“Hal utama adalah melindungi ban belakang karena kami tahu di Phillip Island, Anda bisa benar-benar membahayakan diri sendiri jika ban belakang Anda panas dengan dua putaran tersisa, Anda bisa jatuh terguling-guling,” katanya.
“Saya sampai di garis finish dalam kondisi yang baik, tetapi saya sempat terjatuh dengan tiga putaran tersisa. Bagaimanapun, begitulah adanya,” tambahnya.
Pebalap Afrika Selatan itu menambahkan bahwa suatu hal yang aneh karena dengan caranya membalap, seharusnya tidak menggunakan ban seperti itu.
“Jadi, jelas bagi saya kami kehilangan banyak grip di tepian ban belakang. Bagian sisi sering slip sehingga akan menghabiskan banyak karet di sepanjang area lintasan. Jika kami dapat memperbaikinya, hasilnya akan jauh lebih baik,” ungkap Binder.
Dengan kondisi tersebut, Binder finis tepat di depan pembalap Tech3 KTM Enea Bastianini dan Pol Espargaro. (*)
OTORIDER – Pembalap KTM Factory Racing, Brad Binder, start dari posisi ke-16 lantas memacu motor secara impresif, namun terhenti karena keausan ban.
Sama seperti rekan satu timnya Pedro Acosta, Binder mampu mencatatkan waktu putaran yang kompetitif hingga sekitar sepuluh putaran tersisa, kemudian mengalami penurunan performa yang signifikan di akhir balapan.
Acosta dari posisi kedua menjadi posisi kelima, sedangkan Binder dapat mempertahankan di posisi kedelapan.
“Sejujurnya, kami tidak puas dengan balapan hari ini dan kami harus memahami mengapa performa kami menurun di paruh kedua,” kata manajer tim KTM, Aki Ajo, dilansir Crash.Net. “Umur ban ternyata sedikit lebih buruk dari yang kami perkirakan,” lanjutnya.
Namun, menurut Binder, ia telah menggunakan motornya dengan menjaga agar kondisi ban belakang medium yang digunakannya bisa bertahan lama.
“Hal utama adalah melindungi ban belakang karena kami tahu di Phillip Island, Anda bisa benar-benar membahayakan diri sendiri jika ban belakang Anda panas dengan dua putaran tersisa, Anda bisa jatuh terguling-guling,” katanya.
“Saya sampai di garis finish dalam kondisi yang baik, tetapi saya sempat terjatuh dengan tiga putaran tersisa. Bagaimanapun, begitulah adanya,” tambahnya.
Pebalap Afrika Selatan itu menambahkan bahwa suatu hal yang aneh karena dengan caranya membalap, seharusnya tidak menggunakan ban seperti itu.
“Jadi, jelas bagi saya kami kehilangan banyak grip di tepian ban belakang. Bagian sisi sering slip sehingga akan menghabiskan banyak karet di sepanjang area lintasan. Jika kami dapat memperbaikinya, hasilnya akan jauh lebih baik,” ungkap Binder.
Dengan kondisi tersebut, Binder finis tepat di depan pembalap Tech3 KTM Enea Bastianini dan Pol Espargaro. (*)










