Mulai Melawan, Tetapi Motor Mir Perlu Lebih Kencang Lagi
Kualifikasi yang dilakukan oleh Joan Mir dari 2023, hancur di COTA, karena dua kecelakaan dan kecepatan tertinggi Honda yang dirasa masih kurang

OTORIDER - Circuit of the Americas, merupakan harapan yang sirna bagi Joan Mir. Karena tersingkir dari balapan Sprint maupun Grand Prix.
Padahal, ia sudah menunjukkan performa terbaiknya sejak bergabung dengan tim Honda, termasuk lolos dalam sepuluh besar (posisi 8) untuk pertama kalinya sejak GP India (2023).
Tetapi, double DNF di Austin ini, jelas membuatnya frustasi.
Sejatinya, Mir merupakan bagian dari kelompok yang berjuang untuk posisi keempat pada Sprint hari Sabtu ketika ia terjatuh, lalu bangkit dari posisi ke-13 ke posisi kesepuluh di Grand Prix sebelum mengalami kecelakaan yang (lagi - lagi) saat ia mencoba mengkompensasi defisit kecepaan tertinggi dari RC213V, tunggangannya.
Hal ini merupakan kecelakaan ketiga Mir pada akhir pekan ini dan yang kelima pada musim saat ini.
Kejadian itu membuatnya menyamai rekor pembalap Aprilia, Marco Bezzecchi, sebagai rider dengan kecelakaan terbanyak di awal musim balap 2025, seperti dikutip dari Crash.net.
"Sangat disayangkan terjatuh lagi saat sedang berada di posisi yang bagus," kata Mir.
“Sangat membuat frustrasi jika hal ini terjadi lagi karena potensi kami jauh lebih besar dan terutama akhir pekan ini. Saat berkendara sendiri, saya bisa melaju cepat, tetapi saat bersaing dengan pengendara lain, saya kehilangan rasa percaya diri. Saya harus sangat agresif dan hal-hal seperti ini bisa saja terjadi," lanjutnya.
Ia pun mengatakan bahwa. tim dan dirinya perlu bekerja keras untuk hal ini, karena situasi mereka tahun ini sangat berbeda dengan tahun lalu, kami punya potensi, tetapi kami tidak bisa memaksimalkannya.
Kejadian lain yang cukup menyebalkannya setelah Sprint, di mana Mir mencetak putaran tercepat keempat, sebelum terjadi kecelakaan yang diakibatkan ia berusaha memaksimalkan kecepatan tertinggi tunggangannya.
Kecepatan tertinggi ke-16 adalah posisi yang diraih Mir saat akhir pekan di COTA.
"Kami bisa mengambil sisi positifnya dan mengatakan bahwa kami cepat dan mencatat waktu putaran yang sama dengan Pecco, tetapi saya rasa saya tidak punya kemampuan untuk bertarung," kata Mir setelah Sprint.
"Kami termasuk yang terakhir dalam hal kecepatan tertinggi. Kecelakaan itu adalah kesalahan saya, tetapi Anda harus mengambil risiko lebih besar daripada yang lain. Anda harus menggunakan rem depan lebih banyak, untuk mengejar jarak yang hilang dalam kecepatan tertinggi," ungkapnya kemudian.
“Keseimbangan dengan motornya sangat bagus, saya menikmati mengendarai motor ini. Namun di sisi lain, hal itu membuat frustrasi,” keluhnya.
Mir mengatakan ia harus membangun keunggulan setengah detik selama sisa putaran untuk menghindari disalip oleh Pedro Acosta di lintasan lurus.
“Ini membuat frustrasi karena dengan Pedro saya harus setengah detik lebih cepat per putaran daripada pembalap di belakang untuk menghindari disalip di lintasan lurus. Seperti ini sulit,” jelas lelaki asal Palma, Spanyol itu.
Mir mengatakan bahwa terus-menerus memaksa ban depan saat pengereman untuk mengimbangi kinerja mesin, menyebabkan peningkatan tekanan depan dan hilangnya grip, mirip dengan efek 'dirty air' saat mengikuti pengendara lain dari dekat.
"Hal serupa terjadi di Argentina. Tekanan di lini depan meningkat karena saya harus mengambil risiko lebih besar di lini depan," katanya.
"Jadi skenario ini, yang pernah kami pernah mengalaminya sebelumnya dan akan mengalaminya lagi di masa mendatang jika kami tidak melakukan perbaikan," tambahnya.
Ia pun membayangkan, jika Honda mampu meningkatkan kecepatan tertingginya, Mir merasa bisa bersaing untuk podium utama, seperti Marc Marquez di Phillip Island, pada 2023.
“Jika kami meningkatkannya - tidak sedikit, kami harus meningkatkannya banyak - pada mesinnya, kami akan sangat dekat dengan tiga besar," ungkapnya.
“Itu bukan satu-satunya hal [yang kami butuhkan], tetapi itu adalah masalah terbesar, terutama saat balapan. Karena gripnya kurang lebih dapat Anda tangani, Anda dapat sedikit lebih menekan di awal. Kemudian ban Anda habis, tetapi Anda dapat bermain sediki," katanya.
“Tapi dengan mesinnya, setiap putaran di lintasan lurus, jika ada orang di belakang Anda, dia akan menyalip Anda!”
Mir mengatakan Direktur Teknis HRC yang baru Romano Albesiano telah meyakinkannya bahwa masalah kecepatan tertinggi sedang diatasi.
“Dia bilang, 'Kamu cepat', bahwa mereka tahu apa masalahnya dan mereka bekerja keras. Dia bilang, 'Kamu harus berusaha tetap tenang'!,” jelasnya
Setelah bertahun-tahun mencari karakter mesin yang tepat, langkah besar dalam pengendalian Honda tampaknya telah dilakukan untuk tahun 2025.
Tantangannya sekarang adalah meningkatkan tenaga tanpa mengorbankan kemampuan berkendara yang baru ditemukan itu.
Meskipun Ducati terus mendominasi di depan, kemajuan awal Honda terlihat jelas.
Pabrikan Jepang itu telah naik dari posisi kelima dan terakhir di klasemen konstruktor ke posisi kedua secara keseluruhan, hanya di belakang Ducati.
Johann Zarco (ke-7) dan Luca Marini (ke-9) berada di sepuluh besar klasemen pembalap, sementara Mir saat ini berada di posisi ke-16, karena tiga kali DNF dalam enam balapan. Rookie Somkiat Chantra belum mencetak poin.
Kabar baik bagi para pebalap Honda adalah, di bawah sistem konsesi, mereka dapat menerima mesin yang dimodifikasi selama musim.
Uji coba pasca-balapan di Jerez, pada akhir bulan ini adalah tanggal yang jelas berikutnya untuk mencoba peningkatan tersebut, tetapi Mir mengatakan dia belum tahu kapan "sesuatu yang lebih baik" akan tiba.
Grand Prix Qatar, dari 11-13 April, akan berlangsung sebelum Grand Prix Spanyol dan uji coba pasca-balapan.
Kita lihat sepak terjangnya Joan Mir di sana.(*)