Plus Minus Penggunaan Belt Pada Motor Rantai
Pekan lalu produsen rantai aftermaket, Sinnob menghadirkan peranti belt sebagai pengganti rantai. Dan peranti ini punya nilai plus dan minus.
Pekan lalu produsen rantai aftermaket, Sinnob menghadirkan peranti belt sebagai pengganti rantai. Dan peranti yang berfungsi untuk menyalurkan tenaga dari mesin ke roda belakang ini punya sederet kelebihan, juga kekurangan lho. Apa saja?
Soal kelebihan, pihak Sinnob mengakui jika penggunaan belt Sinnob membuat perpindahan gigi lebih lembut. "Tanpa hentakan kasar saat memakai rantai. Ini lebih kayak matik, halus. Baik saat naik gigi, juga saat engine brake," jelas Fajar Basuki, PR & Marketing Manager PT Sinnob Manufacturing Indonesia.
Lebih lanjut, menurutnya penggunaan belt juga menghasilkan suara noise yang lebih sedikit. Karena permukaan komponen yang bergesekan lebih halus.
Kelebihan lainnya adalah pada minimnya perawatan. Karena untuk perawatan belt, cukup dicuci biasa dengan sabun. "Tak masalah terkena oli, debu hingga lumpur. Sedangkan belt lube yang tersedia dalam paket penjualan dipakai untuk mengurangi bunyi decit saat kering," jelasnya.
Namun, ada juga hal minus, alias kekurangan yang dari belt lho. Misalnya, penggunaannya yang tak bisa dipakai balap. "Belt dipakai untuk mengejar kenyamanan penggunaan harian maupun turing jarak jauh. Bukan untuk balap dengan kecepatan tinggi," ucap Fajar sembari mengatakan total paket belt Sinnob yang mencapai 4 kg.
Selain itu, harga jual belt yang cukup tinggi ketimbang rantai. "Ini karena komponen yang dipakai masih banyak yang impor, seperti bahan Kevlar dan Polyurethane," tutupnya.
Sebagai catatan, belt Sinnob dilepas mulai Rp 1,5 juta pada motor Honda CB150R dan CBR150R (lokal), Honda Tiger dan Yamaha V-Ixion hingga Rp 2,5 juta untuk Kawasaki Ninja 250FI. (otorider.com)