Bolehkah Oli Mobil Dipakai Pengguna Motor?
Saat ini banyak pengguna motor yang mengganti oli mesin mereka ke pelumas mobil. Bahkan hal ini disebutkan mampu meningkatkan performa mesin dan menambah jarak tempuhnya.

OTORIDER - Saat ini banyak pengguna motor yang mengganti oli mesin mereka ke pelumas mobil. Bahkan hal ini disebutkan mampu meningkatkan performa mesin dan menambah jarak tempuhnya.
Lalu apakah hal ini diperbolehkan dan dibenarkan? Brand Strategist STP, Johnson menyatakan jika penggunaan oli mobil ke motor sebenarnya bisa saja. Akan tetapi hal yang perlu diperhatikan adalah angka kekentalannya.
"Untuk oli mesin di motor, kebanyakan masih memakai tipe yang kental. Misalnya 10W-30 atau 10W-40. Kalau kekentalannya sama masih aman," paparnya.
Namun di mobil, bisa lebih encer, seperti 5W-30 atau 0W-20 pihaknya tidak menyarankan. Sebab tidak sesuai dengan kebutuhan mesinnya. Sehingga justru tak dapat optimal digunakan di sepeda motor.
"Oli lebih encer itu biasanya disesuaikan dengan spek mobil LCGC yang jarak komponennya rapat. Di motor, mungkin membuat kerja mesin akan lebih ringan. Tapi justru kurang optimal, karena usia pakainya akan lebih cepat," wantinya.
Di sisi lain, harga jual oli encer pun lebih mahal. Sehingga malah akan merugikan pengguna motor dari segi harga dan usia pakainya.
Di IIMS 2025 sendiri, STP merilis pelumas baru Full Synthetic Motor Oil dengan kekentalan 0W-20 dan 5W-30 API SP yang berbanderol Rp 100 ribu per botol dengan volume 946 ml.
Ada juga pelumas Full Synthetic Motor Oil dengan angka viskositas 10W-30 dan 10W-40 API SP yang bisa digunakan di sepeda motor yang berbanderol Rp 60 ribu per botol dengan volume yang sama.
Keunggulan lain dari STP meliputi perlindungan terhadap deposit karbon, menjaga komponen mesin seperti katup dan piston tetap bersih dan berfungsi optimal. Selain itu, formula dengan sifat antioksidan yang lebih baik memastikan kinerja yang handal. (*)