Waspada Oli Palsu! Ini Bahaya dan Cara Mendeteksinya
Oli merupakan salah satu komponen vital dalam sepeda motor yang berperan sebagai pelumas agar mesin bekerja secara optimal dan terhindar dari gesekan berlebih maupun korosi.

OTORIDER - Oli merupakan salah satu komponen vital dalam sepeda motor yang berperan sebagai pelumas agar mesin bekerja secara optimal dan terhindar dari gesekan berlebih maupun korosi.
Namun, ancaman oli palsu yang semakin marak di pasaran menjadi perhatian serius bagi para pemilik kendaraan roda dua.
Menurut Wahyu Budhi, Training Analyst PT Wahana Makmur Sejati (WMS), penggunaan oli palsu bisa menimbulkan efek domino pada mesin motor.
“Dampaknya tidak hanya membuat performa motor menurun, tetapi juga menyebabkan komponen cepat aus, piston baret, hingga kebocoran pada seal,” ujarnya.
Ciri-Ciri Oli Palsu yang Perlu Diwaspadai
Agar tidak tertipu, ada beberapa tanda oli palsu yang bisa dikenali oleh konsumen cermat:
1. Kemasan Tidak Standar
Oli palsu sering memiliki segel tambahan berupa kertas putih di bagian atas kemasan, yang tidak ditemukan pada produk asli.
2. Harga Jauh Lebih Murah
Penawaran harga miring bisa menjadi indikator utama. Jika harga terlalu rendah dari standar pasar, besar kemungkinan produk tersebut palsu.
3. Warna dan Bau yang Tidak Lazim
Oli palsu biasanya tampak lebih keruh dan memiliki aroma tidak sedap akibat campuran bahan yang tidak sesuai standar pabrikan.
Oli palsu tidak hanya merugikan dari sisi performa, tetapi juga memperpendek usia pakai mesin. Meski servis rutin dilakukan, efek negatif oli palsu membuat performa motor sulit kembali seperti sedia kala.
Gunakan Oli Asli dari Bengkel Resmi
Benedictus F Maharanto, Head of Technical Service Department PT WMS, menegaskan pentingnya menggunakan oli asli yang tersedia di bengkel resmi seperti Astra Honda Authorized Service Station (AHASS).
“Kenali ciri dan hindari penggunaan oli palsu. Sebaiknya pilih dengan bijak oli asli yang dijual di AHASS,” ungkapnya.
Penggunaan oli asli tidak hanya menjaga performa tetap optimal, tapi juga mendukung efisiensi bahan bakar karena gesekan antar komponen mesin dapat diminimalisir. Interval penggantian oli pun menjadi lebih jelas, sesuai rekomendasi PT Astra Honda Motor (AHM), yakni setiap 4.000 km. (*)