Masukan kata kunci yang ingin Anda cari pada kotak diatas.

Tentang Kami
Disclaimer Hubungi Kami Info Iklan Karir Peraturan Media Siber Redaksi Tentang Otorider Privacy Policy
Hubungi Kami
Perkantoran Maisonete Mega Jalan Raya Joglo No. 41 Kebon Jeruk, Kembangan, Kota Jakarta Barat, Jakarta 11640
Email :
redaksi@otorider.com (Redaksi)
marketing@otorider.com (Marketing)
Member of :
Copyright © 2024. Otorider.com. All rights reserved.

Nonton MotoGP di Jepang Ala Backpacker, Ternyata Asyik Juga!

Minggu, 20 Oktober 2019
Hieronimus Girindra

Nonton MotoGP langsung di Jepang? Siapa takut! Kita coba ala backpackers, yuk. Simak panduannya berikut ini.

Anda penggemar MotoGP? Pasti suka nonton balap motor terkencang ini secara langsung. Berhubung belum ada di Tanah air, beberapa seri bisa jadi pilihan. Misal lokasi paling dekat ada di seri Sepang, Malaysia atau seri Buriram, Thailand yang baru.

Namun, bisa juga incar seri Philip Island, Australia atau mungkin seri Twin Ring Motegi di Jepang? Yang disebut terakhir ternyata cukup menyenangkan, mengingat suhu di Jepang mulai dingin, berkisar 20 derajat Celcius saat siang dan bisa turun sampai 15 derajat saat malam. Apalagi budaya balap di Jepang sudah sangat lama, sehingga nuansa balap sangat kental terasa.

   Baca Juga: Suasana Menonton Langsung MotoGP dari Motegi Jepang

Tak hanya nuansa balap yang bisa dirasakan, keseharian penduduk Jepang pun cukup menarik. Seperti OtoRider alami saat menonton langsung MotoGP Motegi bersama Suzuki Indonesia.

Lebih mengasyikkan, kami melakukan perjalanan ala backpacker. Maksudnya, kami tidak menggunakan travel agent yang sudah terorganisir, namun berpindah-pindah menggunakan transportasi umum di Jepang yang sangat rapi dan nyaman.

Hal ini mengingat hotel di sekitar Motegi dan Tochigi Perfecture yang sangat padat saat event ini berlangsung. Kecuali Anda memang ingin mencari akomodasi dekat sirkuit di lingkungan yang relatif sepi, kami sarankan booking jauh-jauh hari.

Kami sengaja menginap di bilangan Tokyo, tepatnya di Pince Hotel, dekat stasiun Shinagawa. Stasiun kereta ini cukup besar dan tidak jauh dari stasiun Tokyo Central. Karena berada cukup di tengah kota, daerah ini ramai dan banyak tersedia rumah makan. Lebih mudah mencari makan dan hiburan. 

Nah, perjalanan kami dari hotel menuju sirkuit sebenarnya cukup jauh. Tapi ternyata tidak terlalu sulit dan cukup menyenangkan. Dengan target sampai sirkuit jam 10 pagi, kami pun berangkat dari hotel jam 5.30 pagi. Harap ingat, waktu di Jepang adalah dua jam mendahului Jakarta.

Perjalanan diawali membeli tiket di Shinagawa, naik kereta Yamanote Line menuju Tokyo Station. Murah, kok, hanya 170 Yen (sekitar Rp 23.800). Harap simpan tiketnya karena selain untuk masuk stasiun, tiket ini akan dipakai melewati pintu keluar.

Perjalanan singkat, sekitar 15 menit, kami turun di stasiun Tokyo untuk ganti menggunakan kereta cepat, Shinkansen, menuju Utsonomiya. Cukup banyak pilihan waktu keberangkatan. Kami bisa memilih kereta Shinkansen Yamabiko atau Tsubasa. Biaya yang harus dikeluarkan 5.020 Yen setiap perjalanan. Jadi kalau bolak-balik tinggal dikali dua.

Sekitar 50 menit, sampai di Utsonomiya, kota yang sudah dekat dengan Motegi. Ternyata di sana akan disambut beberapa petugas shuttle bus yang khusus melayani Motegi GP dengan rute stasiun Utsonomiya menuju Honda Collection Hall di dalam kompleks sirkuit dengan tarif 500 Yen.

Sebenarnya beberapa shuttle bus tersedia dengan harga yang lebih mahal. Namun kami pilih ini saja. Bus juga cukup banyak tersedia, yaitu setiap rentang 20 menit.

O iya, kalau memanfaatkan shuttle bus ini harap ingat jadwalnya. Sebab keberangkatan terakhir bus kembali dari Motegi ke Utsonomiya adalah pukul 17.00. Jadi harap bergegas agar tidak ketinggalan bus. 

Moda transportasi ini jelas lebih murah ketimbang cara lain. Misal, naik taksi, kabarnya bisa mencapai 40.000 Yen atau sekitar Rp 5,6 juta sekali perjalanan. Itu pun belum termasuk biaya tol!

Perjalanan ala backpacker ini pun jadi hemat biaya, tapi tetap menyenangkan. Kalau ditotal sekali perjalanan perlu biaya sekitar 5.690 Yen. Bolak-balik jadi 11.380 Yen (sekitar Rp 1.593.200). Kami pergi dua hari, jadi sekitar Rp 3.186.400.

Nah, tinggal tambahkan akomodasi hotel dan tiket pesawat. Contoh, hotel sekitar Rp 1,5 juta per malam dan pesawat berkisar Rp 10 juta bolak-balik. Plus biaya visa Jepang juga. Terakhir, siapkan juga dana untuk makan dan beli souvenir. Menarik bukan?

Tag
Dapatkan update berita pilihan dan terbaru setiap hari dari otorider.com. Ikuti Channel kami pada tombol dibawah ini.

Trending

#1

Berkaca Dari Hokky, Ini Potensi Bahayanya Melebar di Tikungan

#2

PPN Naik Menjadi 12%, Bagaimana Dampaknya pada Motor Listrik?

#3

Pengembangan Industri Baterai Lokal, Gandeng Institusi Akademik

#4

Stefan Bradl Turun di Final MotoGP 2024, Pakai Livery 2025?

#5

Dunia Balap Motor Berduka, Juara Nasional Hokky Krisdianto Meninggal Dunia

Terbaru

Berita | 43 menit yang lalu

Baru Berusia Setahun, SMK Helmet Kian Populer di Indonesia

Beragam model helm ditawarkan oleh merek yang dipasarkan oleh PT Prakarsa Bangun Sarana selaku distributor SMK Helmet. Nah, apa saja produk andalannya?

Berita | 14 jam yang lalu

Debut di GJAW 2024, Cek Lagi Harga dan Promo Scomadi

Scomadi Indonesia menunjukkan keseriusannya dalam memperkenalkan skuter berkualitas tinggi kepada masyarakat Indonesia di GJAW 2024

Berita | 15 jam yang lalu

Ini Deretan Motor yang Bisa Test Ride di GJAW 2024

Dengan keberagaman merek dan model yang hadir, GJAW 2024 memberikan banyak pilihan bagi pengunjung untuk memilih sepeda motor.

Berita | 16 jam yang lalu

GJAW 2024 Tawarkan Pengalaman Test Ride Motor Terbaru, Ini Caranya

Bagi Anda yang berencana hadir, jangan lewatkan kesempatan untuk mencoba langsung sepeda motor idaman di Gaikindo Jakarta Auto Week 2024.

Berita | 19 jam yang lalu

Apakah Harga Motor Bekas Terpengaruh dengan PPN Naik Menjadi 12 Persen?

Kenaikan PPN menjadi 12 persen pada 2025 adalah tantangan sekaligus peluang, tergantung bagaimana pelaku pasar beradaptasi dengan perubahan kebijakan ini?

Beranda Trending Motor Listrik