Michelin memiliki rencana untuk melakukan daur ulang ban atau memproduksi ban yang bisa terus digunakan. Hal ini diwujudkan dalam kampanyenya yang bertajuk 'All Sustainable'. Kira-kira bagaimana proses pembuatan ban daur ulang dari Michelin?
Steven Vette selaku Presiden Direktur Michelin Indonesia menyebutkan ban daur ulang itu akan memanfaatkan ban yang telah dipakai konsumen. Kemudian ban yang telah digunakan itu akan diambil kembali oleh Michelin untuk memproduksi bahan dasar. Namun bukan hanya ban bekas saja, karena Michelin akan menggunakan sampah seperti botol plastik untuk membuat ban.
"Tidak hanya ban yang sudah digunakan saja, kami juga menggunakan sampah botol plastik sebagai bahan dasar. Sampah atau limbah ini diproses melalui teknologi yang telah kami punya untuk menghasilkan suatu reaksi. Hingga akhirnya sampah itu bisa digunakan untuk membuat ban baru," ujar Steven kepada awak media di Jakarta, Rabu (28/4).
Baca Juga: Hasilkan Akselerasi Instan, Busi Motor NGK MotoDX Resmi Dirilis
Steven pun memiliki target pada tahun 2030 mendatang sebesar 40% bahan baku pembuatan ban bersumber dari ban bekas dan sampah plastik. Sementara pada tahun 2050, diharapkan Michelin sudah dapat menggunakan bahan yang 100% dari daur ulang. Lantas bagaimana dengan kualitas ban Michelin yang didaur ulang tersebut?
"Pada akhirnya yang diutamakan dalam ban adalah keselamatan. Ban adalah definisi dari kompromi, ban bisa dibuat bertahan ratusan ribu kilometer, tapi akan mengorbankan grip hingga pengereman. Tapi misi kami adalah tetap dilevel yang kami punya dan tidak pernah kompromi soal keselamatan," jawab Steven.
Baca Juga: Strategi Ambisi Michelin Ban Daur Ulang Pada 2050
Menurutnya ban daur ulang ini akan meminimalisasi dampak lingkungan dan mengoptimalkan ban yang telah digunakan. Steven meyakini ban daur ulang memiliki kualitas dan performa yang sama jika dibandingkan ban yang diproduksi normal. Keamanan penggunaan ban menjadi faktor terpenting bagi Michelin.