Benarkah Kualitas Pertalite di Jawa Timur Tidak Sesuai Standar Mutu?
Sejumlah SPBU Jawa Timur masih sesuai standar setelah isu motor brebet mencuat. Hasil uji Lemigas menunjukkan tidak ada kandungan air atau etanol.
OTORIDER - Isu mengenai kualitas bahan bakar minyak (BBM) Pertalite di sejumlah SPBU wilayah Jawa Timur yang disebut-sebut membuat motor brebet hingga mogok akhirnya mendapat tanggapan resmi dari pemerintah.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM, Laode Sulaeman, memastikan bahwa kualitas Pertalite di lapangan masih sesuai standar mutu nasional setelah dilakukan serangkaian uji laboratorium.
“Kami meninjau langsung SPBU di Gresik dan Surabaya untuk memastikan langkah mitigasi risiko yang dilakukan oleh Pertamina, termasuk mekanisme keluhan konsumen yang kini tersedia di SPBU,” ujar Laode dalam keterangan tertulis, Jumat (31/10).
Uji Kualitas BBM Pertalite di Jawa Timur
Dalam kunjungan tersebut, tim Ditjen Migas bersama Lemigas melakukan beberapa pengujian kualitas BBM, mulai dari uji pasta air hingga uji visual terhadap sampel Pertalite dari dua SPBU di Jawa Timur.
Hasilnya, tidak ditemukan adanya kandungan air atau kontaminan lain pada bahan bakar yang diuji.
“Dari hasil pengujian, seluruh sampel menunjukkan kondisi baik dan memenuhi standar. Prosedur ini juga rutin dilakukan di setiap SPBU sebelum operasional,” jelas Laode.
Pertamina Bantah Pertalite Dicampur Etanol
Seiring dengan isu yang beredar di masyarakat, banyak yang menduga bahwa motor brebet di Jawa Timur disebabkan oleh Pertalite yang dicampur etanol (E10). Namun, PT Pertamina (Persero) membantah keras tudingan tersebut dan menegaskan bahwa Pertalite tidak mengandung etanol.
Pertamina menegaskan bahwa hingga saat ini produk yang mengandung etanol hanya Pertamax Green 95, bukan Pertalite.
Penjelasan Ahli: Kecil Kemungkinan Karena Campuran Etanol
Menanggapi isu ini, Dr. Ing. Tri Yuswidjajanto Zaenuri, Staf Pengajar Program Studi Teknik Mesin, Institut Teknologi Bandung (ITB), memberikan pandangan ilmiah. Ia menilai sangat kecil kemungkinan gangguan mesin di beberapa daerah disebabkan oleh campuran etanol.
“Misalkan sekian lama sudah dicampuri etanol, yang namanya bahan bakar pasti kalau menimbulkan dampak negatif itu akan banyak sekali. Enggak mungkin efeknya cuma satu dua kendaraan, pasti massal,” ujar Tri dalam RAMO Podcast di kanal YouTube Otorider.
Dengan begitu, dari hasil penelusuran dan uji laboratorium yang dilakukan Kementerian ESDM bersama Lemigas, kualitas Pertalite di SPBU Jawa Timur masih memenuhi standar mutu nasional. Artinya, dugaan bahwa motor brebet disebabkan oleh kualitas BBM Pertalite yang buruk belum terbukti secara ilmiah. (*)