Sempat Aman, Vivo Umumkan Kehabisan BBM Jenis Bensin
Setelah BP dan Shell lebih dulu mengumumkan habisnya stok bensin di seluruh SPBU mereka, kini giliran Vivo yang kehabisan bensin.
OTORIDER - Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) jenis bensin kini meluas ke seluruh jaringan stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) swasta.
Setelah BP dan Shell lebih dulu mengumumkan habisnya stok bensin di seluruh SPBU mereka, kini giliran Vivo yang menghentikan sementara penjualan seluruh varian bensin, yakni Revvo90, Revvo92, dan Revvo95.
Pada awal pekan ini, tepatnya 13 Oktober 2025, Vivo masih tercatat melayani penjualan bensin di 17 titik SPBU. Namun, per 15 Oktober, perusahaan resmi mengumumkan bahwa seluruh stok BBM bensin telah habis.
“Saat ini BBM jenis bensin (Revvo90, Revvo92, dan Revvo95) belum tersedia di seluruh lokasi SPBU Vivo. Kami terus berupaya menyediakan produk BBM berkualitas agar dapat kembali melayani secepatnya,” tulis Vivo dalam pernyataan resminya.
Meski begitu, Vivo masih menyediakan produk Diesel Primus Plus untuk konsumen pengguna kendaraan bermesin diesel. Perusahaan juga menyarankan pelanggan untuk memantau informasi ketersediaan BBM melalui situs resmi mereka.
Sementara itu, BP dan Shell Indonesia telah lebih dulu menghadapi situasi serupa.
Dalam pengumuman di laman resminya, Shell menyebutkan bahwa semua varian bensin seperti Shell Super, V-Power, dan V-Power Nitro+ tidak tersedia di seluruh jaringan SPBU. Namun layanan Shell V-Power Diesel, toko Shell Select, serta fasilitas bengkel dan pengisian kendaraan listrik (Shell Recharge) masih beroperasi normal.
Kelangkaan bensin swasta sendiri dipicu dari kebijakan pemerintah yang tak menyetujui tambahan kuota impor minyak bagi perusahaan swasta. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia menyebut jika pasokan impor minyak sudah ditambah 110 persen tahun ini jika dibandingkan dengan impor tahun lalu.
"Semua perusahaan swasta untuk bensinnya itu mendapat kuota. Kuotanya itu 110 persen dibandingkan tahun lalu. Contoh perusahaan A mendapat 1 juta kiloliter (KL) di 2024, di 2025 dia mendapat 1 juta KL plus 10%. Artinya apa? Semuanya dapat dong," kata Bahlil beberapa waktu lalu. (*)