Valentino Rossi baru-baru ini melalui sebuah wawancara dengan Giorgio Terruzzi dari Corriere della Sera. Dalam wawancara tersebut dirinya membicarakan soal masa depan dan masa lalunya di MotoGP. Termasuk membincangkan rivalnya dari Repsol Honda yakni Marc Marquez.
Dilansir dari GP One, Valentino Rossi berpendapat kesalahan Marc Marquez adalah kembali balapan terlalu cepat setelah operasi. Dirinya pun tidak habis pikir bagaimana dokter bisa membiarkan itu terjadi. Dirinya juga mempertanyakan Dorna yang telah menetapkan batasan dan melanggarnya sendiri.
"Setelah Lorenzo kembali ke Assen dengan cepat pada 2013, untuk menghindari risiko berlebih, Dorna menetapkan batasan. Dengan Marquez, semua itu tiba-tiba gagal. Entah kenapa," ujar Valentino Rossi dalam wawancara tersebut.
Baca Juga: Pembekuan MotoGP 2021 Menjadi Keuntungan Besar Suzuki
Kemudian wawancara antara Giorgio Terruzzi dan Valentino Rossi terpaku pada Marc Marquez. The Doctor merasa sedih rivalnya itu tidak bisa melanjutkan balapan selama 2020. Menurutnya bisa saja Marquez semakin kuat di 2020 jika tidak terjadi cedera.
"Tapi Marquez bukanlah lawan terkuat yang saya temui. Tidak mungkin memaafkannya. Apa yang dia lakukan padaku tidak bisa dimaafkan. Ketika aku mengingat kembali hari-hari itu, aku memiliki perasaan yang sama. Dan sudah enam tahun, aku pikir tidak akan berubah," ungkapnya.
Baca Juga: Pengganti Marc Marquez di Repsol Honda, Dovisiozo atau Bradl?
Perlu diketahui, MotoGP 2015 diwarnai oleh dugaan Rossi terhadap Marc Marquez yang berusaha memberikan kemenangan pada Jorge Lorenzo. Kala itu Rossi merasa Marquez sengaja menahan lajunya merebut podium di Phillips Island. Kemudian keduanya kembali berseteru di Sepang yang berakhir dengan Rossi menyenggol motor Marquez hingga terjatuh.