Musim MotoGP 2023 sebentar lagi akan dimulai. Format anyar yakni sprint race kabarnya siap diterapkan. Dengan format ini, dalam satu akhir pekan, pembalap menjalani dua kali balapan sekaligus. sehingga, akan lebih banyak balapan.
Melansir dari speedweek, Dorna Sport telah merilis jadwal balapan MotoGP 2023. Ada 21 seri yang akan dijalankan para pembalap. Keluhan pun datang dari pembalap, pabrikan, tim, dan mekanik. Bahkan, beberapa bos tim belum tahu apakah mereka ingin mengikuti seluruh tur atau tidak.
Baca Juga: Pembalap Penguji Yamaha Sebut Motor YZR-M1 Kehilangan Filosofi
Kemudian, Hubert Trunkenpolz selaku CEO Pierer Mobility AG dan KTM AG bahkan lebih jelas menunjukkan ketidakpuasan pabrikan Austria dengan penjadwalan MotoGP 2023. “Kami tidak membutuhkan tiga Grand Prix di Spanyol dan kami juga menganggap empat event di Asia terlalu dibesar-besarkan. Pada dasarnya, seharusnya hanya ada satu acara MotoGP per negara, bukan dua di Italia. Kami lebih suka tiga Grand Prix di Amerika Selatan karena balapan di Eropa akan disiarkan pada jam tayang utama di malam hari," jelas Trunkenpolz.
Menurut Trunkenpolz, idealnya hanya 18 balapan dan paling maksimal 20 kali. "Kazakhstan adalah omong kosong bagi kami. India adalah pasar sepeda motor terbesar, jadi setidaknya patut dipertimbangkan," tambahnya.
Menanggapi hal tersebut, Carmelo Ezpeleta mengatakan efek Covid-19 yang membuatnya harus mengubah jadwal MotoGP 2023. Ia juga menjelaskan mengapa jadwal MotoGP 2023 agak berantakan dari tahun sebelumnya.
Baca Juga: Kepala Teknisi Marquez: Operasi Ke-4 di Lengan Jadi Momen Penentuan
"Kami berada dalam kompetisi dengan olahraga lain, dan kami harus melakukan penyesuaian dalam menyusun kalender MotoGP 2023. Kami kehilangan uang dalam balapan di Eropa, kami harus menjelaskannya untuk tim dan pabrikan," terangnya.