Performa tim Yamaha di MotoGP belakangan ini banyak mengalami penurunan. Kondisi tersebut disinyalir berasal dari motor balap Yamaha YZR-M1 yang tidak banyak perkembangan, bahkan jauh tertinggal oleh pabrikan lain. Yamaha pun menjadi satu-satunya tim yang masih pakai mesin 4-silinder segaris, sedangkan tim lain sudah menggunakan tipe V4 90 derajat.
Melansir dari Speedweek, Managing Director Yamaha Motor Racing, Lin Jarvis menjelaskan Yamaha belum mengembangkan mesin karena kondisi pasokan komponen dan adanya dampak dari pandemi Covid-19. Sehingga, membuat biaya yang sudah disepakati dengan para pemasok jadi berubah.
Baca Juga: Patah Tulang Pergelangan Kaki, Bagnaia Tetap Mengaspal di Mugello?
"Itu dimulai pada musim panas 2020, ketika kami memiliki jenis katup yang identik diproduksi dua pabrikan berbeda. Namun hanya spesifikasi pabrik lama yang dihomologasi," ujar Lin Jarvis.
Jarvis mengatakan hal itu menjadi beban bagi tim Yamaha di 2020. "Itu terbukti menjadi beban bagi kami di tahun tersebut. Untuk tahun 2021, kami tidak membuat banyak kemajuan dengan spesifikasi teknis mesin tapi setidaknya kami dapat menyelesaikan masalah katup dengan kembali ke pabrikan," lanjut Jarvis.
Baca Juga: YZR-M1 Masih Banyak Kekurangan, Bos Yamaha Akui Sudah Ikuti Arahan Quartararo
Kemudian, setelah katup sudah kembali sesuai regulasi dan keinginan tim, Yamaha tidak mengembangkan lebih lanjut karena alasan biaya. Memasuki 2022, Yamaha sebenarnya punya keinginan untuk melakukan pengembangan mesin pada motor balapnya.
“Kemudian musim 2022 tiba dan seperti semua pabrikan, kami memiliki niat untuk meningkatkan mesin kami dan melangkah maju dengan pembangkit tenaga yang dimodifikasi. Tapi sebelum musim balap 2022, ada kekhawatiran tentang stabilitas. Jadi diputuskan untuk tidak melakukannya. Berarti mesin kami memiliki tingkat performa yang sama tahun lalu selama tiga tahun berturut-turut,” ungkapnya.