Di Indonesia modifikasi sepeda motor telah banyak dilakukan, baik untuk balap maupun sekedar kegiatan sehari-hari. Biasanya salah satu modifikasi di motor injeksi adalah dengan mengganti Electronic Control Unit (ECU). Di pasaran pun terdapat banyak ECU merek aftermarket yang ditawarkan seperti aRacer dan Juken.
Thomas William selaku Tuner dari Reisen Motoshop mengatakan di orang Indonesia masih kurang pemahaman soal komponen ECU. Banyak yang menyebutkan ECU merek aftermarket sebagai ECU racing. Padahal komponen dari aftermarket tersebut lebih tepat disebut sebagai ECU Stand Alone, namun tidak sepenuhnya dapat disetel.
Baca Juga: Perbedaan ECU Racing dan ECU Remap, Mana yang Lebih Baik?
Meskipun bukan sepenuhnya dapat disetel sendiri, namun menurut Willy ECU aftermarket tersebut terinspirasi dari stand alone. Hanya saja dipermudah untuk penyetelannya yang dikarenakan minimnya pengetahuan orang Indonesia. Oleh karenanya ECU model tersebut hanya hadir di kalangan pecinta motor di Asia saja.
Baca Juga: Modifikasi ECU Remap Bisa Kembali Standar, Mitos atau Fakta?
"Kalau seperti aRacer itu juga sudah diisiin, yang bisa dilakukan apa? Ya cuman menambahkan atau mengurangi mappingan yang sudah dibikin sama si pabrik. Jadinya plug and play karena dibuat berdasarkan motor dan bisa modifikasi saja, mau naikin atau turunin, fungsinya sesederhana itu," pungkasnya.
"Itu untuk ECU yang dibikin di Asia gitu ya, contohnya aRacer, BRT juga sama. Dia sudah menyediakan ECU yang sesuai dengan motornya. Makanya ECU dihadirkan untuk motor ini, motor itu, karena orang Asia masih minim pengetahuan untuk set up," lanjut Willy.