Karena mengeluarkan panas, mesin pembakaran dalam (internal combustion engine) pada motor perlu sistem pendingin. Sistem pendinginan mesin motor sendiri umumnya memiliki dua tipe, yakni menggunakan sirip atau pendingin udara serta memakai cairan, yang juga dikenal sebagai radiator.
Radiator berfungsi menurunkan suhu cairan pendingin dari mesin dan kemudian setelah suhunya turun, akan kembali ke mesin atau bersirkulasi. Banyak yang mengira, suhu cairan itu harus dibuat sedingin mungkin agar mesin tidak kepanasan. Namun, itu adalah pemahaman yang kurang tepat.
Baca Juga: Setelah XSR155 dan NMax, Giliran Yamaha R15 Dapatkan Warna Baru
Ia pun menyarankan agar memilih radiator coolant yang kandungan ethylene glycol-nya sekitar 30%. “Ethylene Glycol, salah satunya bertujuan mencegah penguapan, juga menahan penghantaran panas, sehingga relatif cairan pendingin suhunya terjaga,” jelasnya.
Baca Juga: Street Race Bakal Digelar Kembali di Kemayoran pada 27-29 Januari 2023
Namun kalau terlalu banyak, malah tidak mencapai suhu kerja ideal mesin. Jika suhu kerja tidak ideal, maka mesin bisa mengelitik, meski menggunakan bensin yang sudah sesuai, bahkan di atasnya. Begitu juga dengan konsumsi bahan bakar, akan berpotensi menjadi lebih boros.