Kenali Efek dan Sejarah Tren Winglet di MotoGP
Membuka musim balap 2016, dunia MotoGP makin ramai motor dengan aplikasi winglet sebagai piranti pendukung aerodinamika. Bagaimana efek dan sejarahnya?
Membuka musim balap 2016, dunia MotoGP makin ramai motor dengan aplikasi winglet sebagai piranti pendukung aerodinamika. Bagaimana efek dan sejarahnya?
Tren ini berawal dari musim lalu. Di mana motor Ducati GP15 tunggangan Andrea Dovizioso dan Andrea Iannone dipasangi 'sayap' tambahan tersebut. Dan berlanjut di GP16 musim ini.
Namun di beberapa seri terakhir di musim 2015, tim Yamaha mulai menyusul dengan menambah winglet pada YZR-M1 pada tunggangan Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo. Rossi mengandalkan winglet di MotoGP Misano, sementara Lorenzo memakai winglet di MotoGP Motegi dan saat uji pra musim Qatar 2016.
Tambahan tahun ini, ada pada tim Pramac Ducati, dan Repsol Honda yang terpantau tengah menyiapkan RC213V dengan winglet untuk Marc Marquez.
Padahal, sudah sejak era GP500, Yamaha mengusung winglet tersebut. Tepatnya pada tahun 1999 milik tim Yamaha Red Bull WCM dan Marlboro Yamaha. Namun, sama seperti tahun ini, penggunaannya tidak sepanjang musim.
Toh demikian, para pembalap sepakat meski terlihat menarik dan membawa efek visual yang signifikan, nyatanya efek aplikasi winglet tidak sebesar penampilannya. "Efeknya tidak sebesar penampakannya. Meski demikian tidak ada poin negatif dari penggunaan komponen tersebut," jelas Andrea Dovizioso.
Sementara Rossi mengatakan, "Memang efek yang diberikan oleh tambahan fitur sayap kecil di depan motor, itu sangat kecil. Jika dikonversi ke kecepatan dalam satu lap, pengaruhnya sangat kecil. Namun perubahan kecil kalau dalam balapan tentunya membawa efek besar," jelasnya. (otorider.com)