Rangkaian Test Pelek SNI, Bukan Asal Bikin
Saat menyambangi pabrik pelek Chemco beberapa waktu lalu, kami dijelaskan mengenai uji kualitas yang dilakukan sebelum sebuah pelek masuk ke pasar. Bagaimana tesnya?
Saat menyambangi pabrik pelek Chemco beberapa waktu lalu, kami dijelaskan mengenai uji kualitas yang dilakukan sebelum sebuah pelek masuk ke pasar. Standar test yang dipakai terbilang komplit, sehingga sesuai dengan SNI. Apa saja?
"Setelah mendesain sebuah produk, kami langsung menyimulasikan kekuatannya lewat program Casting CAE. Sehingga, hasilnya bukan hanya bagus dilihat, tapi juga berkualitas," buka Gede Agus Prayajana, Plant Manager Cast Wheel Division Chemco Harapan Nusantara, produsen pelek Chemco.
Selanjutnya, masuk tahap prototipe kekuatan pelek diuji dengan serangkaian test. Mulai dari Impact Test dengan menjatuhkan beban 210-400 kg ke bibir pelek. Jika bagus, pelek hanya peyang, bukan pecah, atau palang patah.
Selanjutnya menguji kekuatan pelek sesuai kondisi jalan di Dinamic Radial Test. Caranya, pelek dijalankan dengan kecepatan 40 km/jam selama 500.000 cycle atau jarak tempuh 2.600 km dengan simulasi jalan jelek dan bagus. Pelek yang baik, harus dapat bertahan dengan kondisi normal setelah pengujian.
Lalu ada Torsion Test untuk menguji kekuatan puntir pelek. Tes ini dilakukan sebagai bentuk simulasi pengereman.
Terakhir, ada Bending Test. Ini simulasi kondisi pelek saat berbelok. Beban pelek ditumpu pada as roda. Dan diputar hingga 200.000 cycle. So, bukan asal bikin kan? (otorider.com)