Dear Pak Jokowi, Tolong Jangan Tinggalkan Aspek Keselamatan Saat Riding
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo beberapa hari lalu mengunjungi Ibukota baru di Kalimantan. Kunjungan yang dilakukannya saat itu cukup heboh karena menggunakan motor custom berbentuk bobber.
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo beberapa hari lalu mengunjungi Ibukota baru di Kalimantan. Kunjungan yang dilakukannya saat itu cukup heboh karena menggunakan motor custom berbentuk bobber. Akan tetapi sangat disayangkan ketika orang nomor satu di Indonesia ini berkendara dengan motor, dirinya justru melupakan aspek penting yaitu safety riding.
Dari video yang beredar di dunia maya ataupun foto-foto Jokowi ketika berkendara di Kalimantan, memang terlihat kecepatannya sangat pelan. Namun hal ini bukan berarti perilaku tersebut dapat dikategorikan sebagai safety riding. Apalagi lintasan yang dilewati RI 1 ini terbilang off-road alias tidak beraspal. Tim OtoRider pun mencari tahu mengenai perangkat safety riding yang seharusnya digunakan oleh Jokowi.
Baca Juga: Tertarik Lakukan Turing Sendirian? Siapkan Dulu Hal-Hal Berikut Ini
"Walaupun ada pendapat semuanya sudah aman diawasi dengan kecepatan pelan, tetapi yang namanya motor itu tidak mengenal kata stabil. Dalam konteks ini, RI 1 kita lihat unsur safetynya ada tetapi sangat minim. Katakan kecepatan 20 km/jam, itu bisa abrasi kulit alias luka. Jika jatuh bisa lecet bahkan bisa keseleo hingga potensi patah tulang itu ada," ujar Jusri Pulubuhu selaku pendiri dan Instruktur Jakarta Defensive Driving Consultant saat dihubungi OtoRider, Kamis (26/12).
Dari pandangan mata saja, sudah dapat terlihat beberapa kesalahan dari riding gear hingga perangkat sepeda motor yang digunakan. Berdasarkan pengetahuan safety riding, spesifikasi motor yang harus digunakan ketika melintas jalan off-road, minimumnya adalah motor dual-purpose. Ban yang digunakan pun tentunya bukan ban aspal seperti yang digunakan Pak Jokowi, melainkan ban dual-purpose yang lebih bergerigi.
"Ketika di lintasan off-road yang paling sederhana adalah motornya harus dual-purpose, bukan motor retro seperti itu. Kemudian dari ban yang digunakan itu adalah jenis on-road. Tentu grip dan traksinya berkurang," pungkas Jusri.
Selain perangkat sepeda motor yang kurang tepat untuk digunakan pada jalur off-road, apparel yang digunakan pun juga tidak memenuhi standar safety. Terlihat Presiden Indonesia tercinta itu hanya menggunakan sepatu sneakers, celana jeans, jaket, dan helm batok. Sementara itu dari balik pakaiannya diduga tidak menggunakan protektor pada bagian siku dan dengkul. Protektor pada bagian tersebut merupakan standar safety berkendara di jalan off-road.
Baca Juga: Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Melakukan Turing Secara Rombongan
"Kalau bicara safety gear, RI 1 menggunakan gear kategori minimum dan sangat rendah. Pertama dari sepatu sneakers yang tidak menutupi mata kaki dan bagian atasnya sangat lembut. Celana jeans itu masih oke karena bisa menahan abrasi. Kemudian jaket sudah minimum tetapi sarung tangannya half-cut. Yang masuk kategori minimum safety ya yang berbahan gortex seperti pada motocross. Protektor patut diduga tidak ada sama sekali yang terlihat, baik di dalam celana maupun jaketnya," pungkas Jusri.
"Kemudian naik ke atas, helmnya harus pakai model full face yang adventure ada cakilnya. Atau kalau mau bisa saja pakai model full-face yang bentuknya flip up. Beliau juga tidak menggunakan googles yang melindungi mata," ujar Jusri.
Tentunya sebagai seorang orang paling penting di Indonesia, sudah sepatutnya mendapatkan perlindungan menyeluruh. Sebagai warga Indonesia, tentunya tidak ingin terjadi hal-hal yang tidak diinginkan kepada Presiden kami tercinta. Semoga lewat tulisan ini dapat menjadi perhatian Pak Jokowi kedepannya soal pentingnya Safety Riding.