Tren Industri Motor Setelah Wabah Covid-19 Menurut Yamaha
Beberapa pihak dalam industri otomotif merasakan dampak dari wabah Covid-19 ini, termasuk Yamaha. Lantas bagaimana tren otomotif motor setelah wabah virus ini selesai?
Wabah Covid-19 dan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) telah berlangsung selama beberapa bulan belakangan ini. Akibatnya banyak kegiatan yang dipaksa untuk berhenti agar memutus rantai penyebaran virus. Salah satunya adalah peluncuran motor baru dan produksi pabrikan motor.
Antonius Widiantoro selaku Public Relation Manager PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) menyebutkan tren motor di Tanah Air setelah wabah ini selesai. Dirinya membayangkan, industri otomotif tidak akan otomatis normal ketika PSBB kembali dibuka. Menurutnya akan terdapat dampak lain dari sisi kekuatan daya beli konsumen.
Baca Juga: Honda CBR600RR Diperkenalkan di MotoGP Thailand 2020
"Oke konsumen lebih individual, belum berani menggunakan transportasi umum, itu dampak sosialnya. Tetapi kami harus lihat dampak ekonominya, apakah mereka punya uang? Bagaimana mereka yang tidak bisa membayar cicilan?," ujar Anton saat berbincang dengan Redaksi OtoRider beberapa waktu lalu.
Dengan faktor-faktor tersebut, dirinya menyebutkan YIMM masih mempelajari kondisi tersebut. Terutama perihal perilaku konsumen yang akan berubah setelah pandemi ini selesai. Oleh karenanya pihak YIMM hingga saat ini tidak melakukan penjualan secara hard-selling.
Baca Juga: Brosur Aprilia RS 660 Terungkap, Tampilkan Sejumlah Fitur Unggulan
"Yang kami lakukan sebisa mungkin terhubung dengan konsumen. Mau itu dia beli motor atau tidak beli motor sekalipun kami selalu terhubung. Itu sangat penting sekarang, menjaga hubungan dengan konsumen, terutama yang eksis sekarang dan sudah jadi pelanggan Yamaha," jelasnya.
Sebagai tambahan informasi, sebelumnya Yamaha sempat menghentikan sementara kegiatan produksinya. Meskipun dirinya mempunyai izin untuk tetap memproduksi motor, tetapi hal ini dilakukan lebih kepada sisi kemanusiaan. Selain itu juga pabrikan garpu tala ini mencoba mendukung langkah pemerintah untuk menghentikan penyebaran virus.