Awas! Stut Motor Bisa Ditilang Pasal Berlapis
Aturan ini tertuang dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009.
Menolong motor sahabat atau pengendara lain yang mogok di tengah jalan memang suatu kebaikan. Namun, mendorong motor dengan memakai kaki dari samping atau akrab dikenal 'stut motor' bisa dikenakan denda tilang.
Aturan ini tertuang dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (UU LLAJ), tepatnya pada pasal 287 ayat 6.
Baca Juga: Daftar Aksesoris Resmi Honda ADV160, Termurah Mulai Rp 50 Ribuan
"Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di Jalan yang melanggar aturan tata cara penggandengan dan penempelan dengan Kendaraan lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (4) huruf h dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) bulan atau denda paling banyak Rp250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah)," bunyi pasal tersebut.
Larangan ini juga sudah disampaikan melalui media sosial Ditjen Perhubungan Darat. Dalam unggahannya, stut motor dianggap mengganggu konsentrasi pemotor, sehingga dimasukkan dalam pelanggaran pasal 106 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009.
"Ada yang melakukan stut karena menolong motor lain yang mogok. Apapun alasannya, stut itu tidak dibenarkan karena bisa menimbulkan terjadinya kecelakaan. Saat mendorong motor dengan satu kaki, risiko kehilangan kesimbangan sangat besar sehingga kedua motor terjatuh dan menyebabkan kecelakaan," tulis caption unggahan Ditjen Perhubungan Darat.
Baca Juga: Hal yang Harus Dilakukan Agar Knalpot Tak Mudah Berkarat
Selain itu, pasal 311 ayat 1 UU LLAJ juga disebutkan bahwa setiap orang yang dengan sengaja mengemudikan Kendaraan Bermotor dengan cara atau keadaan yang membahayakan bagi nyawa atau barang dipidana dengan pidana penjara paling lama satu tahun atau denda paling banyak Rp 3 juta.
Sementara, anjuran dari polisi jika motor mengalami mogok di jalan, dihimbau untuk mendorong tanpa menaiki kendaraan tersebut dan segera mencari bengkel terdekat atau menghubungi derek resmi.