Ukur RON BBM Harus Pakai CFR! Alat Portabel Tak Bisa Dijadikan Acuan?
Pengukuran yang direkomendasikan menggunakan standar internasional yaitu CFR.
Alat pengukuran untuk oktan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang dijual di pasaran ternyata tak bisa menjadi acuan. Hal ini dikarenakan alat tersebut hanya mengukur sifat fisik kimia saja.
Penjelasan ini tertuang dari sebuah video yang diberikan oleh Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting. Dalam video tersebut mengungkap pengujian oktan dari alat standar internasional dan yang dijual di pasaran.
Baca Juga: Intip Harga Baru Kawasaki D-Tracker dan KLX230SM per Oktober 2022
"Kalau yang standar internasional itu cara kerjanya menduplikasi mesin kendaraan dan pembakaran yang ada di dalam mesin. Hasilnya membuktikan ketahanan bahan bakar," kata Ahli Bahan Bakar dan Pembakaran Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung (ITB), Tri Yuswidjajanto.
Ia menjelaskan, alat yang dijual di pasaran atau portabel itu tidak terjadi pembakaran. Sehingga, tidak bisa dijadikan acuan. Lantas, alat apa yang memang akurat untuk mengukur oktan BBM? Tri menjelaskan alat tersebut adalah Coordinating Fuel Research (CFR) yang digunakan Pertamina dan menjadi standar internasional.
"Dengan demikian, CFR bisa membuktikan ketahanan bahan bakar terhadap ngelitik (knocking) yang hasilnya bisa menjadi acuan, dan yang menggunakannya tidak sembarangan, harus bersertifikat," tambahnya.
Guna membuktikannya, Tri mengetes oktan dengan alat portabel dan CFR pada BBM RON 98. Hasilnya, alat portabel mendapatkan angka 87, sedangkan CFR 98,2.
Baca Juga: Pantauan Harga Terbaru New Honda Vario 125 dan Vario 160 Oktober 2022
"Konsep angka oktan itu merupakan bilangan yang menunjukkan ketahanan terhadap terjadinya knocking. Ibarat seperti manusia, oktan yang tinggi itu ibarat orang yang sabar, sedangkan oktan yang rendah adalah temperamental," tutupnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, beredar foto di media sosial yang menunjukkan hasil pengukuran RON Pertalite turun dari 90 menjadi 86. Kondisi ini pun sempat menjadi tanda tanya besar di tengah masyarakat, apalagi isunya yang lebih boros makin menjadi.