2023, Industri Otomotif Indonesia Masih Dibayangi Krisis Chip Semikonduktor
Kelangkaan cip semikonduktor kemungkinan masih dirasakan sebagian besar produsen otomotif di Indonesia.
Pada 2022 Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) mencatat penjualan motor domestik mencapai 5,22 juta unit. Jumlah tersebut telah berhasil melebihi target minimal yang ditetapkan AISI, yakni 5,1 juta unit.
Namun, tampaknya penjualan motor di Indonesia pada 2023 akan mengalami gangguan. Pasalnya, kelangkaan chip semikonduktor kemungkinan masih dirasakan sebagian besar produsen otomotif di Indonesia. Hal itu diungkapkan oleh Yohannes Nangoi selaku Ketua Umum Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia).
"Saya dengar kabar kurang bagus bahwa chip semikonduktor akan mengalami kelangkaan lagi. Saya juga dapat kabar bahwa ada kebakaran besar pabrik di China dan tak tahu bagaimana dampaknya untuk Indonesia,” ujar Nangoi saat sesi konferensi pers GJAW di Jakarta, Kamis (26/1).
Baca Juga: Atasi Kelangkaan, Kemenperin Percepat Bangun Industri Chip Semikonduktor Lokal
Ia menambahkan saat semua kendaraan bermotor belum menggunakan listrik seutuhnya, yang mana membuka jendela hingga mengunci pintu masih manual, pengaruh chip belum dirasakan. Semuanya berubah semenjak hadirnya kendaraan listrik. Sebab chip semikonduktor berperan besar dalam beroperasinya mobil serta motor listrik tersebut.
"Kendaraan listrik pakai part ini cukup banyak. Sebabnya kita mendekatkan diri ke para pengusaha chip semikonduktor agar mendapatkan kuota lebih lagi,” papar Nangoi.
Baca Juga: Sempat Dilanda Krisis Chip, Penjualan Motor Tembus 5,2 Juta Unit
Namun, ia berharap kelangkaan chip nanti tidak terlalu berdampak bagi industri otomotif Tanah Air. Pasalnya, beberapa negara yang membuat chip semikonduktor saling berhubungan menyalurkan hasil produksinya ke seluruh dunia.
Sebelumnya akibat krisis chip ini, PT Astra Honda Motor yang merupakan salah satu industri motor di Indonesia, turut merasakan kelangkaan chip semikonduktor. Sehingga, proses produksi motor Honda tidak bisa optimal di tengah tingginya permintaan untuk beberapa tipe produk, termasuk di antaranya tipe yang sedang populer di Tanah Air seperti Scoopy hingga Vario.