Teknologi Pelumas Shell Mampu Cegah Peredaran Oli Palsu, Caranya?
Para produsen oli sendiri terus berupaya bagaimana produksnya tidak dipalsukan.
OTORIDER - Belum lama ini sindikat pembuatan oli palsu berhasil dibongkar oleh Bareskrim Polri. Peredaran oli palsu tentu meresahkan konsumen. Pasalnya, pelumas ini berisiko tinggi merusak mesin kendaraan.
Para produsen oli pun terus berupaya mengatasi produk palsu. Salah satunya Shell dengan menggunakan Teknologi Jam Jar, yang mana terdapat QR Code untuk dipindai dan terhubung ke server Shell Anti-Counterfeit System (sistem Shell untuk anti pemalsuan).
"Kalau di Shell, ada yang disebut Jam Jar di tutup botol olinya. Kalau dari sisi konsumen, misal membeli terus pindai kode QR-nya, lalu masuk ke website kami dan artinya resmi olinya,” ujar Vice President Marketing Lubricants Shell Indonesia, Arie Satyanggoro di acara 10th Anniversary Shell Helix Astra di Balai Sarbini, Jakarta, Selasa (12/12).
Tidak hanya itu, pihaknya juga terus memberikan edukasi kepada bengkel-bengkel dalam mengantisipasi peredaran oli Shell palsu. "Kalau yang namanya menjual oli palsu pasti jeleknya juga ke bengkel. Konsumen bisa marah, bahkan enggak mau balik lagi,” papar Arie.
Menariknya, untuk rekanan bengkel, bakal ada reward bagi yang berhasil menjual oli Shell asli ke konsumen. “Sebenarnya, kode QR-nya juga bisa dipindai bengkel ini dan ada reward untuk mereka berupa poin. Ini kayak program insentif dari Shell sebenarnya. Kita ada program SHARE (Shell Advantage Reward), program untuk bengkel,” ujar Arie.
Para pelaku pembuatan oli palsu sendiri mahir dalam memalsukan berbagai oli yang beredar di Indonesia. Mereka membuat kemasan botol oli dan kardus mirip dengan merek-merek dari produsen resmi. Kabarnya, para pelaku mampu memproduksi 500 karton oli palsu dalam sehari.
"Bahkan, bau dari oli yang dipalsukan itu hampir tidak bisa dibedakan dengan yang asli. Hampir semua merek oli terkenal dipalsukan,” kata Direktur Tindak Pidana Tertentu (Dirtipidter) Brigjen Hersadwi Rusdiyono. (*)