Hal Ini yang Menghambat Perkembangan Motor Listrik di Indonesia
Meskipun ada subsidi motor listrik Rp7 juta, nyatanya pertumbuhan penjualan motor listrik masih sepi peminat.
OTORIDER - 11.532 unit motor listrik sudah tersalurkan dari total 200.000 unit kuota subsidi pemerintah sepanjang 2023. Meskipun tidak mencapai target, pemerintah tetap menyiapkan kuota subsidi sebanyak 50.000 unit pada 2024.
Walaupun ada subsidi sebesar Rp7 juta, nyatanya penjualan motor listrik masih sepi peminat. Menurut Kepala Staf Kepresidenan sekaligus Ketua Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo), Moeldoko kurangnya minat masyarakat terhadap motor listrik karena kemampuan teknologi baterai saat ini.
"Di pasaran saat ini hanya mampu menempuh jarak di kisaran 50 hingga 60 kilometer (km). Sehingga kalau orang di Tangerang mau ke Jakarta (jarak tempuh motor) 60 km masih akan pikir-pikir, nanti isi dayanya di mana?" ujar Moeldoko saat kunjungan ke IIMS 2024, Selasa (20/2).
Waktu pengisian daya juga menjadi salah satu kendala dalam pertumbuhan motor listrik. Saat ini, waktu pengisian daya masih terbilang lama, dengan rata-rata lebih dari dua jam, bahkan beberapa hingga empat jam.
Lainya halnya jika di mobil listrik. Chery Omoda E5 misalnya, dapat mengisi daya dari 30 persen hingga 80 persen hanya dalam waktu 28 menit.
Moeldoko berharap industri motor listrik lebih berkembang dengan segala inovasi yang perlu dikembangan. "Rata-rata sekarang harga baterai motor antara Rp9 juta sampai Rp10 juta. Kalau nanti bisa antara Rp6,5 juta sampai Rp6 juta itu pasti orang mungkin tertarik menggunakan motor listrik," papar Moeldoko. (*)