Jajal Yamaha NMax 2024 Termurah, Masih Cocok Buat Touring?
Di hari pertama, Otorider kebagian menguji ketangguhan varian termurah dari Yamaha NMax 2024, yakni Neo standar. Bagaimana hasilnya?
OTORIDER - Etape penutup dari acara NMax Tour Boemi Nusantara digelar pada 18-21 Oktober 2024 dengan mengambil rute keliling Sulawesi Selatan. Tepatnya, Makassar ke Bulukumba via Bone dan kembali ke Makassar lewat Jeneponto.
Di hari pertama, Otorider kebagian menguji ketangguhan varian termurah dari Yamaha NMax 2024, yakni Neo standar. Harga jualnya per Oktober 2024 ini hanya Rp 32,855 juta on the road Jakarta. Artinya, banderol tersebut sekitar Rp 10 juta lebih murah dari NMax Turbo Tech Max yang menyentuh Rp 43,405 juta dengan status harga sama.
Tentu ada sejumlah perbedaan yang cukup signifikan dari varian termurah Yamaha NMax 2024. Paling kentara absennya teknologi terbaru Yamaha Electric Continuously Variable Transmission (YECVT), yang memberikan pengalaman berkendara dengan sensasi “TURBO”.
Sebagai gantinya, masih ada sistem CVT konvensional dengan roller dan pulley yang digerakan memakai bantuan belt. Sistem CVT konvensional Yamaha NMax Neo ini basisnya serupa New Lexi LX 155.
Selain itu, tetap tertanam mesin Blue Core 155cc VVA generasi terbaru yang telah teruji andal, kuat, dan memiliki torsi merata di setiap putaran mesin. Sehingga, mampu mendukung berbagai macam kebutuhan bermobilitas.
Performa
Hari pertama dibuka dari dealer Yamaha Suracojaya Maros menuju Watampone di Kabupaten Bone pada Jumat (18/10). Variasi kondisi jalan langsung tersaji di rute sejauh 150 km ini. Mulai dari jalanan perkotaan, lalu ada trek lurus panjang hingga tanjakan dan turunan berkelok.
Misalnya trek panjang di jalan poros Maros-Soppeng yang mengoptimalkan mesin bertenaga 15,1 PS di 8.000 rpm dan torsi 14,2 Nm per 6.500 rpm. Terasa jika performa Yamaha NMax Neo tetap mumpuni di jalan lurus, tak kalah dari NMax Turbo.
Selepas Bantimurung, gantian jalanan menanjak dan berliku hadir. Tak hanya satu titik, namun ada beberapa lokasi, termasuk dengan kondisi jalan yang tak rata karena masih diperbaiki. Misalnya dekat lokasi wisata Biseang Labboro melewati cagar alam Karaengta hingga ke Pasar Bengo. Trek yang sama terdapat juga di dekat Sarigati dan Batu Goro'e.
Meski tak dilengkapi riding mode lewat sokongan teknologi YECVT, tapi tanjakan tetap dengan mudah dilahap oleh NMax Neo. Sementara saat turunan, memainkan kombinasi rem wajib dilakukan karena NMax Neo tak memiliki efek engine brake seperti versi Turbo.
Kenyamanan
Melintasi jalan poros sejauh 150 km dengan beberapa kali rehat, seperti solat Jumat, makan siang, dan coffee break di Patangkai, Kab. Bone membuat badan tidak terlalu lelah. Hal ini juga didukung posisi duduk NMax Neo yang nyaman.
Di sisi lain, setting-an standar dari suspensi teleskopik di depan dan double shockbreaker di belakang masih terasa empuk meski beberapa kali menghantam lubang di jalan. Setting-an yang pas juga turut menghasilkan kestabilan yang baik saat menikung.
Kesimpulan
Yamaha NMax Neo kami rasa cocok bagi Anda yang mengincar versi baru dari premium skuter tersebut, tapi dengan budget terbatas. Apalagi bagi Anda yang ingin praktis, tanpa repot memilih mode berkendara. Sebab, konsekuensi murahnya harga NMax Neo adalah minusnya fitur baru yang tertanam di dalamnya. (*)