Rupiah Melemah, Harga Pertalite Dinaikan?
Dengan menguatnya dolar, apakah BBM naik pada awal Juli nanti?
OTORIDER - Saat ini nilai tukar rupiah tengah tertekan oleh dollar AS. Tercatat pada Kamis (27/6), kurs rupiah sampai dengan akhir Mei mencapai Rp 16.365 per dolar AS. Hal itu disinyalir dapat memicu kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi.
Dengan menguatnya dolar, apakah BBM bakal naik pada awal Juli nanti? Pemerintah sendiri melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) belum melakukan pembahasan terkait harga BBM.
"Kita terus memantau pergerakan harga ini. Sejauh ini memang kurs meningkat cukup signifikan. Belum ada pembahasan mengenai kemungkinan kenaikkan harga BBM dengan Kementerian ESDM. Sejauh ini kita terus coba mengelola agar tetap dalam range yang sudah disediakan dalam APBN," kata Direktur Jenderal Anggaran Kemenkeu, Isa Rachmatarwata dalam konferensi pers APBN Kita Edisi Juni 2024, Kamis (27/6).
Ia juga memastikan subsidi energi masih dalam kondisi yang aman, dengan semakin terkendalinya konsumsi BBM bersubsidi di dalam negeri. "Secara keseluruhan kita melihat subsidi masih bisa kita pantau dalam range yang kita siapkan dalam APBN kita," papar Isa.
Kenaikan harga BBM pada Juli nanti sudah diberitakan sebelumnya, bahwa keputusan Pertamina tak mengubah harga sesuai dengan putusan pemerintah yang tidak akan menaikkan tarif BBM serta listrik hingga Juni 2024, berdasarkan hasil rapat sidang kabinet pada Senin (26/2).
"Tadi diputuskan dalam Sidang Kabinet Paripurna tidak ada kenaikan listrik maupun BBM sampai Juni (2024), baik itu yang subsidi maupun non-subsidi," kata Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto.
Sampai berita ini dimuat, Pertamina masih mempertahankan harga BBM subsidi yakni Pertalite sebesar Rp 10.000 per liter. (*)