Spek Motor Trail Listrik yang Diberikan Prabowo untuk TNI dan Polri
Motor listrik ini sendiri bernama E-Tactical Sergap yang diharapkan Menhan menjadi salah satu terobosan memberikan efek positif bagi pemenuhan mobilitas militer dan polisi.
OTORIDER - Kementerian Pertahanan resmi menggunakan motor listrik sebagai kendaraan operasional. Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto sendiri sudah menyerahkan 100 motor listrik jenis trail lokal. Penyerahan alutsista dan motor listrik itu dilakukan dalam rangkaian Rapat Pimpinan (Rapim) TNI dan Polri Tahun 2024 pada Rabu (28/2).
Motor listrik bernama E-Tactical Sergap ini diharapkan menjadi salah satu terobosan guna memberikan efek positif bagi pemenuhan mobilitas militer dan polisi yang tinggi. Kemenhan pun sudah membeli total 5.000 unit motor trail listrik tersebut.
"Produksi dan pemanfaatan rantis E-Tactical Sergap ini adalah bukti komitmen kuat dan dukungan Kemhan terhadap produksi anak bangsa,” kata Prabowo dikutip dari laman kemenhan.go.id.
Bicara soal spesifikasi, motor ini sudah mendapatkan sertifikasi uji tipe kendaraan (SUT) dari Kemenhub. Motor yang diproduksi PT LEN Industri, perusahaan BUMN dengan menggaet PT Eltran dan PT BYXE Motor itu mempunyai dimensi panjang 1.990 mm, lebar 780 mm, dan tinggi 1.390 mm. Soal dapur pacu, dipasang motor penggerak listrik berkapasitas 3.000 watt. Baterainya menggunakan lithium-ion dengan kapasitas 2,8 kWh hingga 3,6 kWh.
Motor trail ini mampu melaju hingga kecepatan maksimal 98 km/jam dengan jarak tempuh 110km saat terisi penuh. Selain itu, diklaim mampu melewati tanjakan dengan kemiringan hingga 60 derajat. Berat motor dalam keadaan kosong mencapai 130 kilogram dan punya daya angkut sampai 230 kg.
Kendaraan listrik ini juga dipastikan tahan air, debu serta kotoran. Pengisian daya motor itu sendiri memerlukan waktu sekitar 1,5 jam dengan menggunakan fast charging 35 ampere.
“E-Tactical Sergap ini spek militer. Perbedaan paling mendasar ketahanannya memang ketahanan militer. Motor ini bisa di segala medan, semuanya sudah kami uji. Karena wilayah operasinya akan sulit, mempunyai power pack sendiri, karena baterainya kami desain tidak terlalu kompleks, tidak terlalu berat seperti kendaraan listrik lainnya,” kata Direktur Utama PT Len Industri (Persero), Bobby Rasyidin dikutip dari Antara, Rabu (28/2). (*)