Ternyata Baterai Motor Listrik Honda Belum Diproduksi Lokal
AHM masih memilih baterai impor dari negara yang telah memiliki pengalaman dan kualitas terjamin, untuk produk motor listriknya.
OTORIDER - Satu hal yang perlu diketahui dari motor lisrtik baru Honda ICON e: dan CUV e: meskipun dirakit di Indonesia, ternyata baterai masih bergantung pada pasokan yang diimpor dari luar negeri.
Daiki Mihara, Executive Officer yang memimpin Unit Pengembangan Bisnis Elektrifikasi Sepeda Motor dan Produk Daya di Honda Motor Co. Ltd, menyatakan bahwa baterai untuk ICON e: berasal dari China, sementara baterai untuk CUV e: diambil dari India.
"Terkait pertanyaan baterainya dari mana baterai motor listrik ini, untuk baterai di Icon e: dari China, sedangkan CUV e: itu dari India," papar Daiki di Cikarang, Rabu (9/10).
Selain itu, pengembangan kedua motor listrik ini juga melibatkan kolaborasi antara tim di China dan Jepang. "pengembangan ICON e: memanfaatkan fasilitas dan model U-GO yang sudah ada di China, sehingga mempercepat proses inovasi," ujar Makoto Mitsukawa, Project Leader Honda ICON e: dari Honda Motorcycle R&D China Co. Ltd, di tempat yang sama.
Hingga saat ini penggunaan baterai asing masih menjadi tantangan dalam membuat motor listrik Honda terjangkau, pemilihan baterai yang tidak diproduksi di Indonesia bertujuan untuk mempercepat penerimaan motor listrik di pasar.
"Pengembangan baterai sudah dilakukan di beberapa negara mungkin sudah 10 tahun, sehingga kami menggunakan baterai yang sudah dikembangkan secara global selama 10 tahun. Sudah terjamin kualitasnya, kalau kita kan (Indonesia) baru akan mulai, " ujar Executive Vice President PT AHM, Thomas Wijaya.
Meskipun menggunakan baterai buatan luar negeri dapat meningkatkan biaya, AHM berfokus pada keselamatan dan performa. Jika produksi baterai di Indonesia sudah siap, ini berpotensi mengurangi harga.
Namun, saat ini pengembangan produksi baterai dalam negeri masih dalam tahap awal, sehingga AHM memilih untuk menggunakan produk dari negara yang telah memiliki pengalaman dan kualitas terjamin.
"Kalau bicara Indonesia punya bahan baku yang melimpah, tapi itu baru di level hulu belum level menengah dan hilirisasi. Upstream mungkin material kita melimpah. Sekali lagi pengembangan baterai sudah dikembangkan beberapa negara lain 10 tahun lalu," ungkap Thomas. (*)