Kepala Kru Tim Monster Energy Yamaha Ungkap Kekuatan Fabio Quartararo
Fabio Quartararo tampil konsisten dalam menjalani MotoGP 2021. Lantas, apa rahasia kekuatan dari pembalap bernomor 20 tersebut?
Fabio Quartararo tampil konsisten dalam menjalani MotoGP 2021. Saat ini, pembalap Monster Energy Yamaha tersebut bertengger di posisi pemuncak klasemen perebutan gelar juara dunia. Lantas, apa rahasia kekuatan dari pembalap bernomor 20 tersebut?
Diego Gubellini selaku Crew Chief Quartararo pun memberikan komentarnya. Menemani Quartararo sejak 2019, Gubellini mengungkapkan keunggulan pembalapnya itu saat berlaga di kelas MotoGP. Menurutnya, pembalap asal Prancis tersebut memiliki kekuatan berbeda yang bisa membuatnya melaju cepat di berbagai kondisi lintasan.
Baca Juga: Muncul Spy Shot Diduga Aprilia Tuono 660, Kira-Kira Bagaimana Spesifikasinya?
"Fabio berhasil menjadi cepat menggunakan kekuatan yang berbeda. Maksud saya adalah dia bisa melaju cepat tergantung pada keadaan dengan mengerem lebih keras, atau dengan kecepatan menikung yang lebih banyak, atau dengan mengatur ban belakang dengan lebih baik. Kekuatannya adalah mampu melompat dari satu kekuatan ke kekuatan lain sambil tetap konsisten selama balapan atau dari satu trek ke trek lainnya," ujar Gubellini dikutip dari GPOne.
Sejak perkenalan pertamanya dengan Quartararo, Gubellini menilai mantan rider Petronas Yamaha itu telah mengalami perkembangan ke arah positif. Berdasarkan sudut pandangnya, Quartararo saat ini terlihat lebih tenang.
Baca Juga: Pantauan Harga Terbaru Honda Vario 125 dan 150 per September 2021, Mending Mana?
"Selain tumbuh dewasa, dia telah dapat mengalami bagaimana balapan berkembang, jadi dia lebih tenang karena dia telah melewati lebih banyak situasi, yang sebagai rookie tidak dia lakukan. Fabio memulai tahun ini dengan ide mencoba memperjuangkan gelar juara dunia, bukan memenangkannya. Seperti saya katakan kepadanya: 'Anda tidak perlu menjadi stratosfer pada hari-hari yang baik, Anda harus menjadi sangat baik pada hari-hari yang buruk'. Itulah yang dia lakukan, seperti di Austria," jelas Gubellini.