Meski Dinilai Praktis, Mesin Berpendingin Oli Perlu Perhatikan Hal Ini
Tak hanya berfungsi sebagai pelumas, tetapi juga bekerja sebagai untuk menyetabilkan suhu mesin.
OTORIDER - Mesin motor memiliki suhu kerja ideal. Agar tidak terlalu panas, maka pabrikan membuat beberapa sistem pendingin mesin. Di antaranya seperti pendingin udara, cairan, dan oli.
Meski tak sebanyak pendingin udara atau cairan, beberapa tipe motor memiliki sistem pendinginan oli. Contohnya adalah pada produk motor Suzuki seperti Satria FU, V-Strom 250, dan Gixxer SF 250.
Baca Juga: Mau Pasang Kampas Rem Baru di Motor? Perhatikan Dulu Hal Ini!
Pada sistem pendingin ini, oli disirkulasikan melalui oil cooler berbentuk radiator. Jadi, ketika motor berjalan, angin akan melalui kisi-kisi oil cooler. Sehingga, mendinginkan oli yang ada di dalamnya dan berputar kembali ke mesin.
Agar berfungsi optimal, tentunya perlu memperhatikan beberapa hal, antara lain seperti kapasitas oli. "Karena oli bersirkulasi lebih jauh dari mesin biasa (berpendingin udara-Red), maka kapasitas oli mesinnya harus ideal," ujar Ade Rachmat, mantan Team Manager yang juga menjadi Chief Mechanic Astra Honda Racing Team (AHRT).
Oli akan bersirkulasi menuju pendingin oli yang biasanya terpasang di luar, namun dekat dengan mesin. "Agar ketika sebagian oli ada di dalam pendingin, masih tetap ada yang melumasi komponen di mesin," ujarnya.
Baca Juga: Simak! Berikut Tanda Aki Motor Sudah Perlu Diganti
Tetapi, ia pun tidak menyangkal jika ada yang memiliki kapasitas oli lebih sedikit dari mesin berpendingin cairan dan udara sekalipun. "Dengan desain yang lebih ringkas, bisa jadi kebutuhan olinya malah tidak banyak," katanya.
Serupa motor berpendingin udara, ketika penggantian oli berbarengan filter oli, maka perlu ditambahkan 100 ml dari biasanya. (*)