Perjalanan Jauh dengan Motor listrik, Ini Perlu Dilakukan
Tanpa menggunakan motor ICE (internal combustion engine) biasa, tentu perjalanan dengan motor listrik berbeda. Ada hal yang perlu diperhatikan.
OTORIDER - Sejak kehadiran motor listrik di tanah air, masyarakat banyak yang pro dan kontra. Pro tentunya membuat penghematan, karena biaya pengisian arus pada baterai motor listrik masih tergolong murah ketimbang bensin per liternya.
Hanya saja, teknologi baru ini tentu masih ditebus dengan harga yang relatif tinggi walau diberikan subsidi oleh pemerintah, ternyata belum menjadi stimulus untuk menggantikan motor ICE lamanya beralih ke motor listrik.
Belum lagi soal jarak tempuh dan infrastruktur pendukung, banyak yang meragukan kemampuan motor listrik, apakah bisa dipakai untuk perjalanan jauh?
Untuk itu, kami menghubungi Hendro Sutono, juru bicara KOSMIK (Komunitas Sepeda Motor Listrik) yang menyatakan bahwa, ketika menggunakan sepeda motor listrik untuk perjalanan jauh tentunya dibutuhkan persiapan yang berbeda dengan menggunakan sepeda motor ICE.
Yang utama adalah mengetahui jarak tempuh dari motor yang kita gunakan. "Persiapan pertama adalah mengetahui kemampuan jarak tempuh dari baterai pada sepeda motor yang digunakan," ungkapnya.
Berdasarkan informasi tentang jarak tempuh tersebut, maka kemudian kita merencanakan titik-titik charging sepanjang rute yang akan ditempuh.
Perencanaan titik-titik charging tersebut bisa menggunakan Google Maps. Biasanya titik yang dicari adalah kantor PLN yang menyediakan charging station (SPLU/SPKLU).
Jika menggunakan baterai dengan sistem tukar, tentunya yang dicari adalah SPBKLU (stasiun penukaran baterai kendaraan listrik umum).
Namun, tentunya harus disesuaikan dengan tipe baterai yang dipakai motor kita. Jika tak ada di SPBKLU, tentunya bisa dilihat berdasarkan aplikasi yang diberikan oleh agen yang menjual motor listrik kita.
Tetapi, yang tidak boleh terlupakan adalah charger. Jika sepeda motor listrik menggunakan lebih dari 1 baterai, maka sebaiknya membawa charger dengan jumlah yang sama dengan baterai.
Sehingga memungkinkan kita melakukan pengisian daya secara bersamaan.
Juga tak kalah penting, yang wajib dibawa adalah Jangan kabel perpanjangan, untuk memudahkan pengisian daya.
Terkadang posisi SPLU atau SPKLU kurang nyaman atau tidak tersedia terminal yang cukup untuk beberapa charger. Sehingga diperlukan perpanjangan kabel dengan terminal paralel.
Tentunya perpanjangan kabel tersebut harus disesuaikan dengan pemakaian daya listrik yang dialirkan. Jika daya listrik yang dialirkan melebihi kemampuan kabel, maka besar kemungkinan bisa terjadi kebakaran pada kabel.
Biasanya saat mengisi baterai motor listrik membutuhkan banyak waktu, karena itu disarankan membawa perlengkapan yang bisa dipergunakan untuk membunuh waktu, misalkan gadget untuk bermain atau sekadar berbincang bersama teman seperjalanan.
"Bisa juga membawa alas untuk beristirahat merebahkan diri," kata Hendro.
Pengalaman perjalanan jauh juga diberikan oleh Maman Suparman yang menggunakan Molis Gesits G1.
Ia pernah melakukan solo riding dari Jakarta - Sabang (Km 0) PP dan Jakarta - Labuan Bajo, serta perjalanan dari Jakarta ke Surabaya dalam waktu perjalanan kurang dari 24 jam.
"Ketika itu bertajuk One Man, One Day, One EV, " ungkapnya, saat dihubungi Otorider. Ia pun menjelaskan persiapan yang dilakukannya ketika akan memulai perjalanan.
- Motor sehat dengan spek motor Gesits 2kW, dengan baterai 8 kWh serta membawa fast charger yang sekitar 1 hingga 2 jam sudah bisa mengisi penuh baterai.
- Perencanaan perjalanan, berupa mapping untuk tempat charging, dan beristirahat.
- Penentuan tempat charging, seperti di PLN atau Penginapan atau Mini Market.
Ia pun menceritakan bahwa tak pernah mengalami kendala, terutama untuk pengisian baterainya.
"Karena meski di kantor PLN tidak ada SPLU/SPKLU, mereka tetap menyediakan listrik di kantor mereka, sampai colokan di pos Security pun bisa digunakan," terang anggota komunitas GRID (Gesits Riders Indonesia) itu.
Jadi, meski dia berkendara ribuan kilometer pun, sepanjang ada tempat 'mampir' yang bisa ditumpangi untuk mengisi baterai, tetap aman.
Tentunya saat melalukan perjalanan jauh, tidak lupa untuk menggunakan perlengkapan yang semestinya.
"Perlengkapan standar seperti helm, sepatu boots, jaket dan lainnya untuk perjalanan bermotor, tetap digunakan, tentunya," kata Hendro. (*)