Tips Memilih Busi untuk Motor Mesin Bore Up, Agar Terhindar dari Overheat
Setelah melakukan modifikasi bore up pada mesin motor, pemilihan busi yang tepat adalah langkah krusial untuk menjaga performa mesin.

OTORIDER - Modifikasi mesin motor dengan metode bore up kini menjadi pilihan banyak pengendara yang ingin meningkatkan performa sepeda motor mereka. Dengan meningkatkan kapasitas silinder, tujuan utamanya adalah mendapatkan tenaga yang lebih besar dan optimal.
Namun, setelah melakukan modifikasi tersebut, pemilihan komponen pendukung, khususnya busi, memegang peranan yang sangat penting untuk menjaga agar performa mesin tetap maksimal dan lebih awet.
Mengapa Pemilihan Busi Penting untuk Mesin Bore Up?
Meningkatnya kapasitas silinder ini tentunya akan meningkatkan daya mesin, namun hal ini juga membawa konsekuensi pada cara kerja mesin itu sendiri. Mesin yang telah dimodifikasi melalui bore up akan menghadapi tekanan dan suhu yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi awalnya.
Peningkatan kapasitas mesin akan mempengaruhi proses pembakaran yang berlangsung dalam ruang bakar. Pembakaran yang lebih agresif ini membutuhkan perhatian khusus dalam pemilihan komponen-komponen yang mendukung kinerja mesin agar tetap efisien. Salah satu komponen vital yang harus diperhatikan adalah busi.
Mengapa Pemilihan Busi Sangat Penting?
Saat kapasitas mesin ditingkatkan, proses pembakaran akan semakin intens dan menghasilkan suhu yang lebih tinggi. Hal ini memerlukan busi yang mampu bertahan dalam kondisi ekstrem tersebut. Jika busi yang digunakan tidak sesuai dengan kondisi mesin yang telah dimodifikasi, berbagai masalah dapat muncul, mulai dari performa mesin yang menurun hingga kerusakan pada komponen mesin lainnya.
Jika busi yang digunakan tidak sesuai, maka dapat menyebabkan knocking (detonasi), overheat, hingga penurunan performa. "Setelah mesin diubah, pastinya perlu pakai busi yang punya eleketroda yang bagus. Seperti yang terbuat dari Paladium maupun Iridium," papar Aftermarket Technical Support PT Nittera Mobility Indonesia yang memproduksi busi NGK, Diko Octaviano saat ditemui Otorider di Jakarta.
Selain itu, busi standar mungkin tidak mampu menangani tekanan pembakaran yang lebih tinggi setelah bore up. Percikan api yang dihasilkan bisa menjadi tidak stabil, menyebabkan pembakaran tidak sempurna, yang akhirnya berdampak pada penurunan tenaga mesin. "Risikonya busi bisa overheat dan rawan pecah," ungkap Diko.
Dengan begitu, menggunakan busi kualitas elektroda yang baik, seperti yang terbuat dari bahan paladium atau iridium, mampu bertahan dalam kondisi ekstrem dan meningkatkan efisiensi pembakaran. (*)