Kelangkaan chip semikonduktor menjadi penyebab terganggunya industri, salah satunya produksi motor. Akibat dari hal tersebut, banyak pabrikan motor yang kehabisan stok kendaraannya, sehingga pembeli harus inden dalam jangka waktu lama.
Namun, untuk saat ini kelangkaan tersebut sudah berangsur pulih meski belum sepenuhnya. Guna mengatasi masalah itu, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bertekad mempercepat pembangunan ekosistem industri semikonduktor di dalam negeri, sebagai upaya memenuhi kebutuhan pasar domestik yang kian melonjak.
Baca Juga: Akan Ada Kebijakan Baru Lagi Terkait Motor Listrik, Apa Itu?
"Pembangunan ekosistem industri semikonduktor sejalan dengan target Making Indonesia 4.0. Oleh karena itu, kami kerahkan kemampuan bangsa dari ahli elektronik hingga mikroelektronik," kata Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Taufiek Bawazier dikutip dari Kemenperin.
Taufiek mengungkapkan sebenarnya Indonesia pernah memiliki pabrik semikonduktor pada 1996 silam. Bahkan, mampu mengekspornya dalam bentuk chip semikonduktor yang mencapai Rp 135 juta.
Oleh karenanya, upaya membangun industri terkait kembali di era kecerdasan buatan menjadi peluang yang sangat besar. "Sebab butuh peta jalan 10-20 tahun ke depan tentang industri semikonduktor yang dapat mengisi kebutuhan dalam negeri," ungkapnya.
Menurutnya, saat ini pihak Kemenperin sedang menyiapkan desain semikonduktor di Bandung, Jawa Barat bersama seluruh lembaga terkait, termasuk universitas dan akademisi.
Terrkait hal itu, Plt Direktur Jenderal Industri Kimia Farmasi dan Tekstil (IKFT), Ignatius Warsito mengatakan industri semikonduktor bisa menghasilkan komponen vital dari teknologi yang saat ini sedang trend, seperti remote working, artificial intelligence (AI), sampai electric vehicle (EV).
Maka dari itu, Kemenperin terus berupaya menguasai industri terkait dari sektor hulu, intermidate, sampai hilir termasuk pengembangannya. Tetapi memang langkah strategis ini perlu diikuti dengan kebijakan yang menunjang.
Baca Juga: Banyak Kegunaan, Pertamina Spreeze Unggul Sebagai Fungsi Penetran
"Investasi industri hulu intermediate seperti MG-Si dengan kapasitas 32.000 metrik ton per tahun butuh 300 juta dollar AS. Untuk industri polysilicon dengan kapasitas 6.500 metrik ton per tahun membutuhkan dana 373 juta dollar AS, sedangkan industri ingot monocry monocrystaline dan wafer silicon butuh investasi 85 juta dollar AS," ujar Warsito.