CFMOTO 675SR-R vs QJMotor SRK 800RR, Duel Sportbike Tiongkok Sponsor MotoGP
Kedua brand asal Tiongkok ini sama-sama menjadi sponsor tim di kelas Moto2. Bahkan punya jagoan di segmen yang sama yakni CFMOTO 675SR-R dan QJMotor SRK 800RR.
OTORIDER – Pasar motor sport fairing kelas menengah di Indonesia semakin ramai dengan hadirnya dua pilihan menarik dari brand asal Tiongkok, yakni CFMOTO 675SR-R dan QJMotor SRK 800RR.
Keduanya tenar karena jadi sponsor di arena balap dunia MotoGP. Di mana CFMOTO mendukung tim Aspar Moto2 dan Moto3. Sedangkan QJMotor mendukung tim Frinsa MSI di Moto2.
Di sisi lain, kedua pabrikan ini menawarkan moge di kelas supersport dengan sensasi sport-racing. Tapi keduanya hadir dengan pendekatan berbeda, terutama dari sisi mesin, desain, hingga harga jual. Berikut komparasinya:
Desain
CFMOTO 675SR-R mengusung bahasa desain khas keluarga SR dengan nuansa balap yang kuat. Lampu depan berbentuk bumerang, lampu belakang through-type menggantung, serta sein depan yang terintegrasi pada spion menambah kesan modern.
Hadir dalam tiga pilihan warna—Nebula Black, Nebula White, dan Aerolite Grey—675SR-R menampilkan sosok agresif namun tetap elegan.
Sementara itu, QJMotor SRK 800RR tampil lebih berotot dengan garis bodi tajam serta tambahan winglet aerodinamis yang menegaskan identitas sportbike era modern.
Dua pilihan warna, QJ Red dan Sea Salt White, membuat tampilannya semakin berkelas.
Dimensi dan Ergonomi
CFMOTO 675SR-R memiliki dimensi 2.020 x 726 x 1.105 mm dengan wheelbase 1.400 mm. Tinggi motor ini relatif ramah dengan ground clearance 140 mm serta kapasitas tangki 15 liter.
Sedangkan QJMotor SRK 800RR sedikit lebih besar, dengan ukuran 2.085 x 770 x 1.130 mm dan wheelbase 1.450 mm. Motor ini memiliki ground clearance 130 mm dan tangki 16 liter.
Dari segi ergonomi, SRK 800RR menawarkan posisi berkendara yang lebih tinggi dengan seat height 815 mm, dibandingkan 675SR-R yang lebih bersahabat bagi postur rata-rata pengendara Asia.
Performa Mesin
Perbedaan paling signifikan hadir pada sektor mesin. CFMOTO 675SR-R dibekali mesin tiga silinder segaris 675 cc dengan tenaga 94 hp di 11.000 rpm dan torsi 70 Nm per 8.250 rpm.
Karakter mesin ini disebut memadukan torsi bawah khas dua silinder dengan tenaga atas layaknya empat silinder.
Sistem bahan bakar Bosch EFI, transmisi 6-percepatan dengan slipper & assist clutch, serta knalpot under belly sporty menambah sensasi berkendara.
QJMotor SRK 800RR lebih bertenaga berkat mesin empat silinder 778 cc. Tenaga puncaknya mencapai 120 hp di 12.000 rpm dengan torsi 74 Nm per 9.500 rpm.
Karakter mesinnya jelas menyuguhkan nafas panjang dan tenaga lebih besar di putaran atas, cocok untuk pecinta performa.
Suspensi, Rem, dan Fitur
CFMOTO mengandalkan suspensi KYB adjustable (upside down 41 mm di depan, monoshock di belakang) dengan sistem pengereman J.Juan double disc 300 mm radial 4-piston serta ABS penuh. Ban CST 120/70-17 depan dan 180/55-17 belakang menopang performanya.
QJMotor SRK 800RR hadir dengan komponen kelas premium, yakni suspensi Marzocchi adjustable serta rem Brembo berkaliper radial. Ban yang digunakan sama dengan rivalnya, ukuran 120/70-17 di depan dan 180/55-17 di belakang.
Dari sisi teknologi, SRK 800RR sudah dibekali layar TFT modern serta mode berkendara, sementara CFMOTO mengandalkan panel instrumen full digital berwarna yang juga hadir dengan mode berkendara.
Harga dan Posisi Pasar
CFMOTO 675SR-R dijual dengan harga Rp 239 juta OTR JABODETABEK, sedangkan QJMotor SRK 800RR sedikit lebih mahal di angka Rp 249,99 juta OTR Jakarta. Selisih Rp 10 jutaan membuat keduanya berada di segmen yang sangat berdekatan.
Kesimpulan
CFMOTO 675SR-R cocok bagi pengendara yang mencari sportbike bertenaga dengan mesin tiga silinder yang unik, dimensi lebih ramah, serta harga lebih terjangkau.
Sebaliknya, QJMotor SRK 800RR menawarkan performa lebih tinggi dengan mesin empat silinder, suspensi Marzocchi, dan rem Brembo yang menyasar penggemar performa maksimal.
Duel ini memperlihatkan semakin seriusnya brand Tiongkok menghadirkan sportbike berteknologi tinggi di pasar Indonesia menjadi alternatif segar di tengah dominasi pabrikan Jepang dan Eropa di segmen ini. (*)