Berlakunya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) membuat sejumlah ruas jalanan di Jabodetabek terasa lengang. Terutama pada hari-hari libur seperti Sabtu dan Minggu yang memang tidak banyak aktivitas berlangsung. Hal ini ternyata kerap dimanfaatkan sejumlah pengendara untuk memacu kendaraannya, bahkan tidak sedikit yang mengalami kecelakaan.
Padahal jalanan yang sepi dikarenakan tengah berlakunya PSBB tidak berarti pengendara dapat memacu kendaraannya secara bebas. Pengendara tetap harus berhati-hati dan tetap mematuhi peraturan lalu lintas yang telah diterapkan. Hal ini diungkapkan oleh Jusri Pulubuhu selaku Instruktur dari Jakarta Defensive Driving Consultant.
Baca Juga: Lewat Pandemi, Pengendara Motor Bisa Belajar Mentaati Penggunaan Sarung Tangan
Dirinya menjelaskan, teknik mengemudi atau hardskill adalah sebuah kemampuan dan pengetahuan seseorang untuk mengemudikan kendaraan. Sementara untuk softskill adalah bagaimana pengendara dapat tertib di jalan raya serta empati terhadap pengendara lain. Menurut Jusri, hal ini diperlukan mengingat jalan raya adalah ruang publik yang dapat digunakan oleh siapa saja.
Baca Juga: Tanpa PSBB, Pengendara Motor Sudah Diwajibkan Pakai Sarung Tangan
"Softskill itu adalah tertib di jalan, empati di jalan karena ruang publik. Jalan raya sepi, sesepi-sepinya jalan raya tetap itu ruang publik. Jika ada orang yang tidak terlihat karena dikatakan sepi, maka bisa terjadi kecelakaan," jelasnya.
Jusri menekankan, kepada semua pengendara diharapkan untuk tidak memacu kendaraannya meskipun keadaannya sepi. Pengendara harus tetap mematuhi tata tertib berlalu lintas. Terutama soal batasan kecepatan semua kendaraan pada jalan raya di seluruh Indonesia.