Meningkatkan performa motor bisa dilakukan dengan cara mengganti beberapa komponen, salah satunya adalah ECU (Electronic Control Unit). Namun, biasanya ECU dibanderol dengan harga yang cukup mahal.
Selain ECU, terdapat komponen pendongkrak performa yang memiliki harga lebih murah, yakni piggyback. Lalu, apa kelebihan dan kekurangan dari masing-masing produk? Alvi Setiawan selaku Marketing and Retail Ultra Speed Racing memberikan penjelasannya.
Baca Juga: Harga NMax Bekas Menyesuaikan Tahun Produksi, Mitos atau Fakta?
Jadi, apa kelebihan dan kekurangan antara ECU dan piggyback?
"Piggyback ini masih mengandung risiko. Kalau pakai piggyback itu biasanya throttle body jadi ngaco, tapi enggak secara cepat dampaknya, ada jangka waktunya. Saat aki lemah, piggyback juga sudah pasti drop power-nya," jelas Alvi.
Jika motor yang menggunakan piggyback ingin dikembalikan standard lagi, lanjut Alvi, biasanya akan menyebabkan motor menjadi tidak bisa langsam. Berbeda dengan ECU, motor bisa kembali standard tanpa ada perubahan apapun.
"Memang pemasangan piggyback itu lebih murah, terus juga setting-nya lebih gampang, itu plus-nya. Kalau minus-nya itu memberatkan aki, manipulasi, nah itu yang nanti bikin error saat dicopot. Kemungkinan terparahnya ya ganti throttle body," ucapnya.
Baca Juga: Daftar Harga Motor Sport 150 cc Bekas (Januari 2020)
Alvi menambahkan, penggunaan piggyback sendiri tidak memberikan kenaikan tenaga yang terlalu signifikan. Sementara itu, jika mengganti ECU tentunya lebih aman dan risikonya sangat minim.
"Kalau ECU ini, harga memang lebih mahal, apalagi aRacer. Dampaknya juga lebih minim, dan fitur yang didapat lebih banyak," jelas Alvi.