Modifikasi mesin yang paling sering dilakukan untuk meningkatkan performa ialah dengan cara bore up. Bore up sendiri adalah mengubah ukuran diameter piston menjadi lebih besar dari bawaan pabrik. Dengan cara ini, kapasitas cc mesin akan naik dan tentunya tenaga lebih besar.
Rata-rata setelah melakukan bore up disarankan untuk melakukan penggantian knalpot dari standar menjadi racing. Lantas, apa boleh jika pakai knalpot standar?
Baca Juga: Vespa Matic Tidak Bisa Distarter? Cek Tiga Komponen Ini!
Fajri selaku Mekanik Bellissimo Indonesia menjelaskan sebenarnya usai melakukan bore up mesin boleh saja pakai knalpot standar. "Boleh-boleh saja, tapi jadi tidak maksimal untuk peningkatan performa. Soalnya knalpot racing itu memang untuk memaksimalkan tenaga yang sudah dihasilkan dari mesin yang lebih besar," ujar Fajri kepada OtoRider beberapa waktu lalu di Serpong, Tangerang Selatan.
Kondisi knalpot standar memang didesain menahan aliran gas buang untuk keperluan regulasi agar lulus standar uji emisi. "Makanya aliran gas buang dari mesin jadi agak ditahan. Jadi power yang dihasilkan mesin nantinya tidak maksimal akibat tertahan oleh knalpot yang kurang los atau lancar," jelas Fajri.
Menurutnya, performa motor bore up tapi masih pakai knalpot standar membuat power pada putaran atas kurang maksimal. "Power di bagian atas biasanya akan tertahan. Jadi, percuma sudah keluar dana untuk bore up tapi tidak maksimal," tuturnya.
Baca Juga: Metode Tambal Ban Payung, Cacing, dan Tiptop, Mana yang Lebih Baik?
Lebih lanjut, Fajri menambahkan jika memang tidak ingin pakai knalpot racing, bisa dengan cara mengganti leher knalpotnya. "Paling minimal area leher ganti yang lebih besar dan silencer harus disesuaikan agar bore up jadi maksimal dan tidak sia-sia," terangnya.