Pengguna rem cakram pada motor tentunya akrab dengan sistem rem hidraulis yang mengandalkan tekanan minyak rem untuk mendorong piston pada kaliper rem. Rem depan maupun belakang yang sudah menggunakan cakram, pasti akan memerlukan minyak rem untuk pengoperaian sistem pengeremannya.
Baca Juga: Jangan Salah Beli! Ini Bedanya Selang Rem ABS dan Non-ABS di Motor
Satu hal yang harus disadari, minyak rem harus dapat mempertahankan performanya agar memberikan tekanan yang optimal di perangkat pengurang laju tersebut. Salah satunya dengan menggunakan minyak rem yang sesuai spesifikasi motor. Misalkan memerlukan DOT 3, maka perlu menggunakan minyak rem DOT 3. Namun, untuk minyak rem DOT 4 bisa menggunakan minyak rem di bawahnya (DOT 3), meski tentu sebaiknya tetap menggunakan minyak rem yang sesuai spesifikasi.
DOT sendiri merupakan singkatan Department Of Transportion dari Amerika Serikat yang membuat standar tingkatan titik didih dari minyak rem. Standar tersebut terdiri dari angka 1 hingga 5,1. Semakin besar angkanya, maka semakin tinggi titik didih dan kualitas minyak rem. Titik didih ini timbul dari tekanan yang diterima perangkat rem. Umumnya, semakin kuat pengereman, maka memerlukan DOT yang lebih tinggi.
Tetapi, minyak rem ini bersifat higroskopis atau menyerap air. Jika sudah mengandung air, maka performanya bakal menurun.
Baca Juga: Catat! Ini Tips Memilih Jaket Riding untuk Berkendara Harian
"Karena itu, minyak rem jika segel pada kemasannya sudah dibuka, sebaiknya tidak digunakan lagi," ujar Dhany Ekasaputra, Manajer Promosi PT Autochem Industry.
Minyak rem yang tercampur udara disinyalir sudah menurun performanya. Karena itu, sebaiknya tidak menyimpan sisa minyak rem untuk digunakan lagi.
"Sudah ada produsen yang membuat kemasan minyak rem berkapasitas 50ml saja, sehingga bisa langsung dipakai seluruhnya," ungkap Dhany.