Saat ini, banyak pebengkel yang menyarankan untuk menggunakan oli berkualitas dan tak perlu menggunakan aditif. Namun, pernyataan itu tak sepenuhnya benar, terutama ketika mesin mendapat beban kerja yang cukup berat.
"Seperti ketika digunakan turing jauh ratusan kilometer, misalnya. Dipastikan menggunakan aditif pada oli mesin," terang Pudjijanto Sutjipto, Vice President Bardahl Indonesia saat coaching clinic mengenai oli di kawasan Serpong, Tangerang Selatan beberapa waktu lalu.
Menurut penggemar turing motor itu, beban kerja mesin akan berbeda jika dibandingkan dengan kegiatan sehari-hari. Mesin motor berputar lebih lama dengan variasi jalan yang lebih beragam. Ada tanjakan yang membutuhkan daya yang besar, begitu pun jalan menurun. Bukannya otomatis lebih ringan, tetapi tak jarang saat jalan menurun pengendara melakukan engine brake, yang tentu akan membebani mesin juga. "Rata-rata putaran motor di kisaran menengah dan atas," lanjutnya.
Pudji menyatakan memang kualitas oli mesin saat ini sudah baik. Tetapi ketika ditambahkan dengan aditif, kebutuhan mesin akan lebih terpenuhi. Ia pun menyarankan saat memilih aditif pun harus cermat. Gunakan produk yang sudah terbukti dan memiliki reputasi baik.
"Tanpa bermaksud promosi, saya menerangkan produk yang sudah memiliki kualitas dan reputasinya baik, bahkan terkenal dengan No Oil Engine Run," ungkap Pudjijanto.
Baca Juga: Posisi Tangki di Bawah, Yamaha Grand Filano Aman Lewati Banjir?
Lelaki yang berkecimpung di berbagai perusahaan pelumas selama lebih dari 20 tahun itu mengatakan setelah diberikan aditif, terbukti ketika dalam percobaan yang ekstrem, dengan menguras oli yang ada, kendaraannya masih bisa digunakan dengan jarak yang jauh.
"Malah ada genset yang macet karena pemakaian yang terlalu lama, hanya dengan menambahkan aditif langsung bisa menyala lagi," ujarnya.