Pengawalan Kendaraan yang Tak Semestinya, Bisa Bikin Kecemburan Sosial
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan, prioritas di jalan raya harus diberikan kepada kendaraan yang berhak, seperti mobil ambulans yang sedang membawa pasien.
Sering kali saat berkendara di jalan raya, adakalanya bertemu dengan rombongan mobil atau motor yang dikawal kepolisian. Akan tetapi, rombongan itu tidak semestinya diberi pengawalan.
Hal ini dikatakan justru akan berpotensi membuat kecemburuan sosial bagi pengendara lainya. Tidak jarang, pengawalan tersebut kerap memaksa agar diberikan jalan lebih dahulu.
Padahal, tidak ada seorang pun mempunyai hak untuk diutamakan, kecuali didasarkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam Pasal 65 ayat 1 disebutkan, pemakai jalan wajib mendahulukan sesuai urutan prioritas sebagai berikut:
- Kendaraan pemadam kebakaran yang sedang melaksanakan tugas.
- Ambulans yang mengangkut orang sakit.
- Kendaraan untuk memberi pertolongan pada kecelakaan lalu lintas.
- Kendaraan Kepala Negara (Presiden dan Wakil Presiden) atau Pemerintah Asing yang menjadi tamu negara.
- Iring-iringan pengantar jenazah.
- Konvoi, pawai atau kendaraan orang cacat.
- Kendaraan yang penggunaannya untuk keperluan khusus atau mengangkut barang-barang khusus.
Baca Juga: 13 Model Motor Listrik Dapat Bantuan Subsidi dari Pemerintah
Berkaca dari kasus ini, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan prioritas di jalan raya harus diberikan kepada kendaraan yang berhak, seperti mobil ambulans yang sedang membawa pasien.
“Kita mulai ajarkan untuk hal-hal yang tertib, sehingga kemudian ini tidak menimbulkan kecemburuan dan akhirnya masyarakat keberatan, karena memang hal-hal seperti ini kemudian dirasakan sangat mengganggu masyarakat,” papar Sigit dikutip dari laman Instagram pribadinya, Rabu (22/3).
Menurutnya, sudah banyak contoh yang terjadi seperti rombongan moge dikawal masuk tol, keluhan sopir truk lihat konvoi mobil mewah yang dikawal, hingga viral sepeda dikawal polisi ambil jalur kanan.
"Tolong yang begini-begini rekan-rekan (polisi) lebih selektif dan ikuti aturannya. Saatnya lampu merah berhenti, lampu hijau baru jalan, jadi kita kawal itu untuk ketertiban rombongan, bukan kemudian memberikan dia prioritas-prioritas boleh melanggar,” kata Sigit.
Baca Juga: Yamaha Perkenalkan MT-125 Beraksesori Lengkap di Jepang
Ia juga menyinggung soal penggunaan sirene yang terlalu melengking dan model suaranya yang bising juga mengganggu agar diubah supaya tidak mengusik. "Semua hal ini dilakukan dengan tujuan mewujudkan kamseltibcar lalu lintas yang aman, lancar, dan nyaman," ujar Sigit.