Canggihnya Moge, Bisa Deteksi Penggunaan Pertamax Oplosan!
Kasus bensin Pertamax yang dioplos dari jenis Pertalite membuat heboh para pengguna sepeda motor di Indonesia. Apa efeknya buat moge?

OTORIDER - Kasus bensin Pertamax yang dioplos dari jenis Pertalite membuat heboh para pengguna sepeda motor di Indonesia. Bukan hanya konsumen motor kecil, pengguna moge yang memang butuh bensin beroktan tinggi pun dibuat kelimpungan.
Maklum saja, moge dengan mesin di atas 400 cc kebanyakan perlu bensin dengan oktan (RON) di atas 92. Lalu bagaimana efek penggunaan Pertalite yang punya RON 90, atau bensin oplosan di moge?
Tenang, moge nggak akan langsung mogok kok kalau dicekoki bensin bersubsidi Pertalite atau bensin oplosan. Namun efeknya lebih ke performa yang berubah dan konsumsi bensin yang lebih boros.
Seperti dijelaskan oleh Rahadi Wibowo selaku owner bengkel spesialis moge, Motociclo ID saat Otorider hubungi Rabu (26/2). Menurutnya, moge memiliki penyesuaian dengan jenis bahan bakar yang dikonsumsi melalui ECU.
"Untuk moge-moge yang dilengkapi knock sensor, jika ECU mendeteksi ada knock, koreksi biasanya akan dilakukan ECU dengan mengubah timing pengapian dan durasi injektor buka, jadi performanya mungkin akan berubah, bisa jadi lebih boros juga," jelasnya.
Menurut pemilik bengkel yang berlokasi di WTC Mangga 2, Parking Lot Lantai 1, Jl. Mangga Dua Raya No.8 ini ini, beberapa moge yang memiliki knock sensor itu seperti keluaran BMW Motorrad. "Serta beberapa line up Ducati seperti Panigale V4 dan Multistrada V4," ucap Rahadi.
Tapi untuk moge yang belum dilengkapi knock sensor, proses koreksinya mungkin akan lebih lama.
"Ini terjadi seiring waktu saat ECU di masa closed loop Lambda, lalu input dan metering itu dijadikan fast learning oleh ECU. Jika tren fast learning ini berulang-ulang maka oleh ECU akan dijadikan koreksi sebagai base map baru (slow learning)," urainya lagi.
Dirinya menambahkan jika moge yang belum memiliki knock sensor yang beredar di Indonesia saat ini adalah Ducati Scrambler 800. (*)