Rupiah Melemah, Harga Motor Listrik Bakal Ikut Naik?
Biasanya dengan menguatnya nilai dolar AS akan memengaruhi harga jual pada industri otomotif.
OTORIDER - Saat ini nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS melemah di level Rp 16.200. Lantas, apakah kondisi tersebut akan berdampak langsung pada kenaikan harga kendaraan seperti sepeda motor?
Biasanya dengan penguatan nilai Dolar AS akan memengaruhi harga jual pada industri otomotif. Namun demikian, harga motor listrik subsidi dipastikan belum naik. Hal itu dikatakan oleh Head of Product Polytron EV, Ilman Fachri. Menurutnya, kenaikan nilai tukar dolar bisa mempengaruhi harga jual motor di Indonesia. Tapi, kondisi sekarang tidak berlaku pada produk Polytron.
"Sejauh ini di tempat kami tidak ada rencana untuk menaikan harga meskipun nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tinggi, motor kita sendiri juga sudah mendapatkan subsidi dari pemerintah," ujar Ilman di Semarang, Jawa Tengah pada Rabu (24/4).
Dirinya menambahkan meskipun ada komponen di motor listrik Polytron yang harus diimpor seperti cell baterai, tidak mempengaruhi. "Menurut saya pengaruhnya mungkin ada, tapi tidak terlalu banyak banget. Jadi, belum ada kenaikan harga, tetap segitu," ujar Ilman.
Pernyataan Ilman sendiri selaras dengan data di daftar motor listrik di situs pembelian motor listrik subsidi Sisapira yang telah mencapai 57 model per 23 April 2024. Tidak ada kenaikan harga pada jajaran motor listrik tersebut.
Model paling murah adalah Exotic Strerrato yang dijual dengan banderol Rp 5.590.000. Sedangkan, tipe paling mahal adalah United TX3000 A/T seharga Rp 42.900.000.
Penyaluran motor listrik subsidi sendiri juga meningkat. Sejak awal tahun baru mencapai 8.396 unit. Setelah Lebaran, motor listrik subsidi yang tersalurkan sudah mencapai 11.563 unit sepanjang 2024. (*)