Ingatkan Rossi, Legenda MotoGP: Ini Olah Raga Anak Muda
Pembalap tim Petronas Yamaha, Valentino Rossi terus mendapat sorotan berkat penampilan tak maksimalnya di MotoGP 2021. Dalam tiga seri awal yang dijalaninya, Rossi masih kesulitan bersaing di depan.
Pembalap tim Petronas Yamaha, Valentino Rossi terus mendapat sorotan berkat penampilan tak maksimalnya di MotoGP 2021. Dalam tiga seri awal yang dijalaninya, Rossi masih kesulitan untuk bersaing di baris depan. Bahkan, di balapan terakhir yang diadakan di Portugal, Rossi gagal finish karena terjatuh.
The Doctor, julukan Rossi, kini baru meraih total 4 poin dan menempati posisi klasmen ke-19. Dirinya terpaut 57 poin dengan pimpinan klasmen yang ditempati oleh pembalap Monster Yamaha, Fabio Quartararo. Menurunnya performa Rossi ini pun turut dikomentari oleh legenda balap MotoGP, Giacomo Agostini.
Baca Juga: Hal-Hal yang Perlu Diketahui Dalam Merawat Motor Listrik, Yakin Sudah Tahu?
Agostini menyebut dirinya tak ingin memengaruhi keputusan yang telah dipilih Rossi untuk tetap melanjutkan balapan. Namun, ia mengingatkan bahwa ajang balap ini merupakan olah raga untuk anak muda. Agostini mengenang ketika dirinya finish di tempat ketiga dan keempat, ia memutuskan untuk memberi kesempatan pada pembalap muda menggantikannya.
"Saya tidak ingin menjadi pemberi pelajaran, semua orang memutuskan dengan pikirannya sendiri. Ketika saya mulai finish ketiga dan keempat, saya memutuskan untuk memberi jalan kepada para pemain muda. Tahun-tahun berlalu dan olah raga kita adalah olah raga bagi kaum muda. Dia (Rossi) senang untuk melanjutkan, meskipun saya tidak tahu untuk berapa lama, karena dia tidak akan bisa memberikan kegembiraan kepada penggemarnya seperti yang biasa mereka alami. Saya rasa itu juga tidak menyenangkan baginya, karena dia terbiasa dengan hal lain," ujar Agostini dikutip dari PaddockGP.
Baca Juga: Klasmen MotoGP 2021 Usai Seri Portugal: Quartararo Puncak, Marquez 15 Besar
Agostini menambahkan, sulit baginya untuk memutuskan berhenti dari balapan. Akan tetapi, ia menyadari bahwa dirinya bukanlah orang yang sama seperti sebelumnya. Ia juga mengaku telah kehilangan sesuatu untuk dimenangkan.
"Ketika saya menutup bab ini dalam hidup saya, saya menangis selama tiga hari. Tetapi saya harus menyadari bahwa saya bukanlah Agostini yang sama seperti sebelumnya. Setiap tahun waktu berlalu, kalau tidak saya akan tetap berlari. Keinginan itu masih ada, tetapi saya tidak lagi memiliki kapasitas untuk menang. Saat berusia 20 tahun, Anda riang. Saat Anda berusia 30 atau 40 tahun, Anda mulai berpikir lebih banyak. Saya masih merasa kuat juga, tapi saya kehilangan sesuatu untuk dimenangkan," ucap Agostini.