Tekanan Angin Ban Tinggi Bikin Irit, Fakta atau Mitos?
Tekanan ban ideal merupakan hasil yang sudah diperhitungkan untuk hasil optimal
Ban adalah komponen yang bersentuhan langsung ke permukaan jalan. Performa mesin tinggi dan kualitas perangkat rem yang baik, sangat bergantung dengan traksi ban ke jalan. Traksi atau daya cengkeram ban pun ditentukan beberapa hal, seperti kompon, alur ban, dan perangkat suspensi.
Nah, ada anggapan yang berkembang di masyarakat bahwa tekanan angin ban yang tinggi, bisa membuat konsumsi bahan bakar lebih irit. Apakah betul?
Baca Juga: Perhatikan! Ini Tips Merawat Baterai Motor Listrik Agar Tetap Awet
“Salah satu hal yang berkaitan antara ban dan konsumsi bahan bakar adalah rolling resistance atau hambatan gulir,” jelas Zulpata Zainal, On Vehicle Test PT Gajah Tunggal, Tbk dalam sebuah kesempatan.
Menurutnya, tekanan ban yang tinggi memang akan membuat kondisi ban semakin bundar, otomatis hambatan gulirnya berkurang dan bisa membuat konsumsi bahan bakar lebih irit. “Kendaraan akan semakin mudah melaju, karena hambatannya berkurang,” tuturnya.
Fungsi ban tentu juga tak sekadar membuat motor melaju dengan sempurna, tetapi ada faktor keselamatan dan kenyamanan yang harus diperhatikan. "Sepanjang kembang ban tetap menapak ke jalan, maka fungsinya tetap optimal. Jangan sampai karena tekanan terlalu tinggi, bagian bawahnya melengkung dan permukaan ban yang menempel pun berkurang,” ungkap Zulpata.
Baca Juga: Buat yang Belum Tahu, Ini Bedanya Proses Cat Oven dan Biasa
Tentunya, tekanan angin ban yang terlalu tinggi akan membuat kenyamanan menurun. Sehingga, penunggangnya menjadi mudah letih. Karena itu, sebaiknya isilah angin ban sesuai dengan ketentuan yang ada di buku manual kendaraan.
Pasalnya, itu merupakan hasil yang sudah diperhitungkan untuk memberikan performa optimal pada kendaraan. Dari sisi kenyamanan, keselamatan, dan konsumsi bahan bakar, semuanya akan terpenuhi jika tekanan angin ban dalam kondisi ideal.