Eiger Adventure (EIGER) berhasil menembus pasar dunia melalui peluncuran toko pertamanya di Interlaken, Swiss pada Maret lalu. Toko ini berada di kaki Gunung Eiger, yang sekaligus menjadi inspirasi nama brand EIGER sejak 1989. EIGER sendiri mengawali perjalanannya dari hanya memproduksi tas punggung di tahun tersebut.
Lantas, dari negara manakah sebenarnya EIGER berasal? Riadi Suwarno selaku General Manager Marketing EIGER menjelaskan, EIGER merupakan perusahaan ritel dan distribusi di bawah naungan PT Eigerindo Multi Produk Industri.
Baca Juga: Eiger Luncurkan Jajaran Koleksi Terbaru Bernama EIGER TAC
Riadi menambahkan mayoritas barang diproduksi dan diedarkan di Indonesia, juga memenuhi persyaratan hukum serta tentunya standar kualitas yang ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia. Kini, EIGER berkembang sebagai brand perlengkapan kegiatan luar ruang yang cukup lengkap. Ia mengklaim terdapat ratusan ribu artikel produk yang diproduksi EIGER dari berbagai kategori, yakni EIGER mountaineering, EIGER riding, EIGER 1989 (lifestyle), dan EIGER Tac.
"Alur penyediaan barang-barang atas nama brand EIGER bermula dari proses riset pengembangan desain dan teknologi yang dilakukan di Kantor Pusat EIGER di Jalan Raya Soreang, Kabupaten Bandung. Lalu rencana desain artikel tersebut diproses untuk diproduksi oleh berbagai pemasok EIGER yang berada di seluruh Indonesia, juga di beberapa negara lain. Seluruh prosesnya kami jaga betul standar kualitasnya hingga akhirnya bisa didapatkan konsumen langsung di toko EIGER di seluruh Indonesia," ucap Riadi dalam keterangan resmi yang diterima OtoRider.
Baca Juga: Eksklusif! EIGER Kenalkan Produk Daur Ulang, Riding Gear Termasuk
EIGER kini memiliki 217 toko yang tersebar di 27 provinsi, dari barat hingga timur Indonesia. Toko paling barat berada di Kota Medan, Sumatera Utara, sementara toko paling timur di Kota Ternate, Maluku Utara. Ekspansi toko akan terus dilakukan EIGER dengan target tahun 2023 ini bisa membuka toko pertama di Tanah Papua sebagai toko EIGER paling timur di Indonesia berikutnya.
Di sisi lain, EIGER juga berkomitmen dalam pemberdayaan UMKM di seluruh Indonesia. Pemberdayaan ini termasuk dalam proses panjang dari hulu ke hilir hingga barang EIGER diterima oleh konsumen. Riadi menjelaskan, berbagai UMKM dalam negeri dilibatkan prosesnya untuk produksi sebuah produk EIGER, mulai dari suplai bahan, produksi, atau pelengkap produksi.
"Misalnya seperti tas carrier EIGER dengan nama artikel Ecosavior 45. Tas ini diproduksi dengan menggunakan bahan baku 50 botol plastik. Sementara untuk punggungan tas atau penopang tas carrier yang biasanya terbuat dari besi, kami ganti dengan bambu. Produksi bambu untuk penyangga tas Ecosavior 45 ini seluruhnya dilakukan oleh UMKM di Temanggung, Jawa Tengah," ujar Riadi.
Baca Juga: Mendunia, Eiger Resmi Buka Toko di Kaki Gunung Swiss
Namun demikian, diakui masih ada beberapa produk yang dipasok dari luar negeri. Shulhan Syamsur Rijal sebagai PR Executive Eiger pun memberikan penjelasan lengkapnya. Ia mengatakan kehadiran produk tersebut dilatarbelakangi oleh beberapa alasan.
"Sayangnya beberapa artikel masih harus dipasok dari pemasok di luar Indonesia karena teknologi dan bahannya belum bisa didapatkan secara masif di Indonesia, sama sekali bukan karena alasan SDM. Jadi memang kaitannya adalah terkait dengan quality and development kualitas standar bahan yang sesuai standar EIGER, beberapa artikel dengan jumlah sangat minor, itu tidak bisa disiapkan di Indonesia. Jumlah produk EIGER yang disuplai dari pemasok dari luar negeri jumlahnya masih minoritas," jelas Rijal.